Berasal dari Taiwan, bubble tea atau boba tea kini mendunia, terutama di Amerika. Awalnya bubble tea dibawa oleh para imigran dari Taiwan yang tinggal di Amerika, mereka mulai memperkenalkan racikan teh manis yang dicampur dengan butiran tapioka hitam. Tekstur tapioka yang kenyal, dan rasa manis dari racikan teh yang dicampur dengan susu, sirup manis, creamer.
Baca Juga: Manis Kenyal Bubble Tea yang Tak Pernah Membosankan
Kini bubble tea telah menjadi bagian dari gaya hidup di Amerika, terutama di kalangan 'Asian-American' yang berada di sana. Penyebarannya juga meluas hingga ke negara Asia lainnya, salah satunya Indonesia. Mulai bubble tea yang dijual mall, hingga yang di pinggir jalan.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari total karbohidrat yang ada di bubble tea, 34 gram diantaranya mengandung gula. Sementara para ahli hanya merekomendasikan asupan gula sebesar 25 gram untuk wanita, dan 38 gram untuk pria per harinya.
![]() |
Salah satu alasan lainnya mengapa bubble tea merupakan minuman yang tidak sehat, karena bubble tea memiliki asam lemak tak jenuh. Kandungan ini digunakan untuk meningkatkan rasa dan tekstur makanan, akan tetapi lemak ini memiliki efek negatif untuk tubuh.
Lemak ini mendorong tingginya kadar kolestrol jahat (LDL), menurunkan kadar kolestrol baik (HDL), serta meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.
![]() |
Baca Juga: Berasal dari Taiwan, Racikan Teh dengan Bubble Tea Ini Tak Pernah Membosankan
(sob/odi)