Dilansir dari Metro.uk (17/9) para peneliti baru saja merilis hasil temuan mereka tentang korelasi antara makanan dan usia seseorang. Ada kabar mengejutkan dari hasil penelitian ini. Orang berpotensi panjang umur kalau rutin menikmati bir, wine, cokelat dan makanan anti peradangan lainnya.
Diet sederhana terbukti ampuh mengurangi 20 persen peradangan dan resiko kematian di usia dini. Hal ini mengacu pada pemilihan makanan sehat seperti roti gandum, sereal, keju rendah lemak, minyak zaitun, canolla dan kacang.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada penelitian melibatkan 68 ribu peserta dengan rentang usia 45 hingga 83 tahun. Dilihat jika orang yang biasa makan makanan diet anti-inflamasi atau anti peradangan memiliki harapan hidup lebih panjang. Setidaknya mereka memiliki potensi hidup hingga 16 tahun ke depan dibandingkan orang yang tidak menjalani pola makan ini.
Peserta harus mengisi kuisioner yang berisi 11 makanan anti-inflamasi. Setiap makanan memiliki skor antara nol hingga 16. Semakin tinggi skor tersebut maka semakin sehat juga orang tersebut.
![]() |
"Sudah diketahui bahwa buah-buahan, sayuran, teh, kopi, wine, bir dan cokelat kaya akan antioksidan," kata Profesor Joanna Kaluza dari Warsaw University of Life Sciences (WULS).
"Roti gandum utuh, sereal sarapan, sayuran dan buah segar dan kering kaya serat serta minyak zaitun dan canola adalah sumber makanan yang kaya asam lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda, yang berpotensi bermanfaat bagi kesehatan karena sifat anti-peradangannya."
![]() |
Berdasarkan data yang ada, tim peneliti menganalisis 16.088 kematian dari 68.273 peserta, tercatat ada 5.980 meninggal karena penyakit kardiovaskular dan 5.252 karena kanker. Sementara sisanya meninggal karena alasan lain.
Meskipun bir, wine dan cokelat masuk dalam makanan antiinflamasi, Profesor Kaluza mengatakan tiga makanan ini masih dianggap kontroversi. Pasalnya, ada banyak hubungan antara asupan alkohol dan tingkat kematian.
Dalam penelitian ini, para peserta yang terdiri dari pria dan wanita mengonsumsi alkohol dalam jumlah yang relatif rendah hingga sedang. Jadi meskipun dianjurkan, konsumsi alkoholnya tetap tidak boleh berlebihan. (dvs/odi)