Banyak orang, terutama orang Indonesia yang memilih tingkat kematangan sempurna atau well done saat memesan beefsteak. Hal ini karena daging yang masih mengeluarkan jus daging dinilai belum matang.
Cairan merah yang keluar dianggap sebagai jejak darah. Padahal cairan ini ada dalam semua jenis daging yang dipanggang bukanlah darah. Tapi cairan jus daging yang biasa disebut myoglobin atau protein yang ada pada jaringan otot.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Penelitian ini melibatkan sebanyak 100.000 orang. Para ahli meneliti cara memasak dan tekanan darah mereka selama 12 hingga 16 tahun. Hasilnya, peserta yang mengonsumsi daging sapi, ayam, atau ikan yang dimasak dengan suhu tinggi berpotensi terkena hipertensi sebesar 15 hingga 17 persen.
Hasil lainnya, peserta yang memakan daging dengan tingkat kematangan sempurna atau 'well done' punya risiko terkena hipertensi sebesar 15 persen. Dibandingkan dengan peserta yang memakan daging dengan tingkat kematangan 'medium rare'.
Para peneliti juga menyimpulkan orang yang mengonsumsi daging panggang lebih dari 15 kali per bulan punya risiko terkena hipertensi sebesar 17 persen. Dibanding orang yang hanya mengonsumsinya sebanyak empat kali per bulan.
Hal ini dikarenakan adanya senyawa kimia bernama heterocyclic aromatic amines (HAAs) yang dihasilkan saat daging dipanggang dengan suhu tinggi.
![]() |
Namun para peneliti menggaris bawahi penelitian ini tidak bisa dijadikan tolak ukur kalau daging yang dimasak tingkat kematangan 'medium rare' lebih baik daripada 'well done'.
![]() |
Menurut ahli, sebaiknya jangan terlalu menghindari makanan yang berisiko memberi dampak buruk bagi kesehatan. Anda harus menjaga pola makan teratur yang seimbang. Jangan hanya mengonsumsi satu jenis makanan saja. Tapi konsumsi beragam makanan baik dengan cara dipanggang, rebus, goreng maupun tumis.
Baca Juga: Ini Alasan dari Chef Mengapa Medium Rare Tingkat Kematangan Steak Terbaik (dwa/odi)