Ini 10 Hal yang Akan Anda Alami Jika Sering Konsumsi Makanan Manis (2)

Ini 10 Hal yang Akan Anda Alami Jika Sering Konsumsi Makanan Manis (2)

Esther Suhana - detikFood
Selasa, 10 Okt 2017 19:33 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Makanan manis memang enak. Akan tetapi jika terlalu banyak mengonsumsinya justru bisa memberikan efek negatif bagi kesehatan.

American Heart Association merekomendasikan 36 gram asupan gula harian untuk pria dan 24 gram untuk wanita. Hal ini dikarenakan, terlalu banyak konsumsi makanan atau minuman manis bisa memicu berbagai masalah kesehatan. Termasuk gigi rusak, kenaikan berat badan, obesitas, risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kolesterol dan diabetes.

Beberapa pakar kesehatan seperti Dr. Jennifer Haythe, seorang ahli jantung di Columbia Presbyterian Hospital di New York, Rebecca Lee, seorang perawar dan pendiri RemediesForMe dan Colette Heimowitz, seorang ahli gizi di Atkins Nutritionals menyarankan agar Anda dapat menjaga asupan gula agar tubuh tetap sehat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

6. Depresi dan Cemas

Ini 10 Hal yang Akan Anda Alami Jika Sering Konsumsi Makanan Manis (2)Foto: thinkstock

Mengonsumsi banyak gula menyebabkan otak Anda melepaskan dopamin yang akan menyebabkan kecanduan. Studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam The Journal of Clinical Psychiatry" menunjukkan bahwa peradangan adalah indikator depresi dan tingkat stres yang kuat. Kelebihan gula dapat mempengaruhi suasana hati. Beberapa ahli percaya resistensi insulin mungkin memaksa pelepasan hormon stres kortisol dan GLP-1.

"Gula meningkatkan peradangan di seluruh tubuh, termasuk di otak," jelas Lee.

7. Penyakit Jantung

Ini 10 Hal yang Akan Anda Alami Jika Sering Konsumsi Makanan Manis (2)Foto: Thinkstock

Kelebihan berat badan bisa menjadi salah satu penyebab meningkatnya risiko penyakit jantung. Gula juga memainkan peran langsung pada kesehatan. Sebuah hasil studi menemukan orang yang mengonsumsi lebih dari 17,5 persen kalori dari gula sekitar 20-30 persen lebih mungkin untuk memiliki kadar trigliserida yang tinggi.

Makanan kaya gula juga dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular secara eksponensial. Studi dalam penelitian mencari efek gula dalam jangka panjang dan ditemukan bahwa, "Peserta yang mengonsumsi sekitar 17 persen hingga 21 persen kalori mereka dari tambahan gula memilik risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular 38 persen lebih tinggi."

Rata-rata orang Amerika pada tahun 2010 mendapat setidaknya 10 persen kalori dari gula, jadi peserta yang melakukan uji coba ini berada pada tingkat yang tergolong esktrem.

8. Kerusakan Hati

Ini 10 Hal yang Akan Anda Alami Jika Sering Konsumsi Makanan Manis (2)Foto: Thinkstock

Pada sebuah penelitian yang dilakukan menunjukan bawa gula dan Alkohol memiliki efek yang beracun bagi organ hati. Jika konsumsi gula berlebihan maka organ hati akan terganggu fungsinya. Gula yang masuk ke aliran darah dari saluran pencernaan akan dipecah menjadi glukosa dan fruktosa.

Sayangnya, fruktosa tidak diproduksi oleh tubuh dalam jumlah yang signifikan, karena memang tidak terlalu dibutuhkan oleh tubuh. Sehingga, konsumsi gula berlebih dapat membuat tubuh kelebihan fruktosa yang dapat membebani hati dan menyebabkan perlemakan hati. Hal tersebutlah yang dapat memicu terjadinya komplikasi kesehatan.

9. Otak Tidak Mengetahui Kapan Anda Kenyang

Ini 10 Hal yang Akan Anda Alami Jika Sering Konsumsi Makanan Manis (2)Foto: Thinkstock

Penelitian di National Library of Medicine, United States menemukan bahwa diet tinggi lemak jenuh dan gula dapat mengganggu sinyal otak untuk tubuh Anda kapan Anda akan kenyang. Ketika Anda mengonsumsi banyak gula, Anda akan lebih mungkin untuk makan berlebihan karena permen tidak mengandung kalori sehingga sering disebut sebagai 'kalori kosong'.

10. Demensia

Ini 10 Hal yang Akan Anda Alami Jika Sering Konsumsi Makanan Manis (2)Foto: thinkstock

Studi pada tahun 2015 di Oregon State University mengkonfirmasi bahwa makanan kaya gula dapat secara langsung mempengaruhi kemapuan otak Anda untuk mempertahankan ingatan jangka pendek dan jangka panjang.

Studi tersebut juga menemukan bahwa setelah hanya empat minggu menjalani diet tinggi lemak dan gula tinggi. "Kelemahan fleksibilitas kognitif dalam penelitian ini cukup kuat," jelas Kathy Magnusson, salah satu peneliti tersebut.

Selain itu, penelitian di Inggris pada 2017 juga mengkonfirmasi teori ini dengan membuktikan bahwa titik kritis antara gula darah tinggi dan perkembangan demensia.

Demensia merupakan suatu kondisi di mana kemampuan otak seseorang mengalami kemuduran. Kondisi tersebut dapat ditandai dengan keadaan seseorang sering lupa akan sesuatu, keliru, adanya perubahan kepribadian, dan emosi yang naik-turun atau labil.

"Kelebihan gula dapat sebabkan diabetes dan obesitas, namun hubungan potensial dengan penyakit demensia ini adalah alasan lain mengapa kita harus mengendalikan asupan gula dalam makanan sehari-hari," kata Dr. Omor Kassar kepada Telegraph.

(adr/odi)

Hide Ads