Makanan Apa yang Terbaik untuk Penderita Kanker?

Makanan Apa yang Terbaik untuk Penderita Kanker?

Maya Safira - detikFood
Selasa, 19 Jan 2016 12:53 WIB
Ilustrasi: Thinkstock
Jakarta -

Penderita kanker umumnya sangat hati-hati memilih makanan. Lalu makanan apa yang sebaiknya dikonsumsi untuk mendukung pemulihan atau mengurangi risiko terkena penyakit ini lagi?

Dalam proses ini, pengidap kanker mungkin menjauhkan diri jenis makanan tertentu. Tapi bisa saja 'diet' makanan itu justru bisa menghambat pemulihan.

Esther Lin, seorang ahli gizi senior dari National University Hospital dan National University Cancer Institute Singapura mengungkapkan terkait pilihan makanan. Salah satunya menjaga berat badan yang sehat. Penelitian menunjukkan bahwa kelebihan berat badan bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut kebenaran tentang asupan gizi dari makanan bagi pasien kanker seperti dilansir dari The Strait Times (19/01).

1. Jangan konsumsi daging olahan, tapi makan daging tanpa lemak secukupnya



Baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa daging olahan seperti bacon, sosis, ham dan daging kalengan bersifat karsinogenik. Mereka juga menyebut bahwa daging merah kemungkinan karsinogenik.

Meskipun harus menimalkan konsumsi daging olahan, namun daging merah memberikan gizi penting. Termasuk asam amino esensial, zat besi dan vitamin B12.

Adapun daging tanpa lemak perlu dikonsumsi dalam jumlah tidak berlebihan. konsumsinya bisa jadi bagian dari pola makan sehat. Pedomannya yaitu porsi seukuran telapak tangan untuk dua atau tiga kali dalam seminggu.

2. Gula tidak 'memberi makan' sel kanker



Beberapa orang mungkin membatasi asupan gula karena kepercayaan bahwa gula bisa menyediakan energi atau nutrisi bagi perkembangan sel kanker. Namun, menghindari gula tidak menghentikan sel kanker. Semua sel, baik sel sehat maupun sel kanker, menggunakan glukosa untuk energi.

Glukosa didapat dari mencerna karbohidrat seperti gula. Ini dipecah menjadi glukosa yang kemudian terserap ke dalam aliran darah dan dipasok ke sel-sel.

Jikapun tubuh kekurangan glukosa dari sumber makanan, dia akan mencari cara lain untuk membuat energi esensial ini. Sebut saja dari protein dan lemak.

Artinya, tubuh akan memecah otot dan sumber lemak. Sehingga bisa menyebabkan turun berat badan, kelelahan dan penurunan fungsional. Karena itu penderita kanker tidak harus menghindari karbohidrat, terutama sebelum dan sesudah pengobatan.

3. Tidak kekurangan makan



Penyakit sekaligus pengobatan kanker bisa membuat naiknnya penggunaan protein dan lemak oleh tubuh. Akibatnya, pasien kanker seringkali membutuhkan kalori dan protein lebih tinggi. Sehingga sebaiknya pola makan tidak dipangkas karena mereka membutuhkan nutrisi optimal untuk membantu melalui periode ini.

4. Diet alkali atau asam?



Beberapa orang percaya bahwa kanker tumbuh pesat di lingkungan asam. Jadi penderita kanker mungkin mencoba lebih banyak konsumsi makanan alkali dan mengurangi asam.

Namun melakukan hal itu tidak akan mengubah tubuh jadi lingkungan alkali. Sebab tidak mungkin mengubah pH darah di luar kisaran normal. Jika ada pergeseran dalam keseimbangan asam-basa, tubuh secara otomatis akan memperbaikinya.

5. Pil antioksidan tidak menyembuhkan semuanya



Makanan yang kaya antioksidan, seperti sayur dan buah, telah menunjukkan manfaat dalam mengurangi risiko beberapa jenis kanker. Antioksidan merupakan zat yang melindungi sel dari kerusakan oksidatif.

Namun mengonsumsi antioksidan dalam bentuk terkonsentrasi seperti suplemen, belum terbukti terkait hal ini. Pada kenyataannya, bagi orang yang menjalani pengobatan kanker, suplemen antioksidan bisa berinteraksi dengan metabolisme obat kanker. Membuatnya jadi kurang efektif.

6. Jangan fokus pada makanan tertentu

Sebaiknya lihat gambaran keseluruhan bagi kesehatan. Misalnya, menjaga berat badan yang sehat. Penelitian menunjukkan bahwa kelebihan berat badan bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker. Seperti kanker payudara, usus, ginjal dan pankreas.

Disamping itu, hindari perubahan drastis. Sebaiknya fokus pada asupan kalori dan protein yang cukup. Sebagai contoh, pasien kanker bisa meningkatkan kalori, protein dan kandungan gizi dengan menambahkan minyak tak jenuh, telur, susu, tahu atau keju dalam makanannya.

Dengan memastikan tekstur makanan punya konsistensi lembut dapat membuat pengidap kanker lebih mudah mengunyah dan menelannya.

(msa/odi)

Hide Ads