Tak hanya Robusta atau Arabika, pamor biji kopi Liberika kini mulai meningkat. Perlahan, kopi langka ini mulai populer di pasar kopi dengan keunikannya.
Spesies kopi yang paling banyak dikenal di pasaran ialah Robusta dan Arabika. Hampir di seluruh negara penghasil kopi, dua spesies ini bisa ditemukan dengan mudah.
Namun ada juga spesies Liberika yang tak bisa dipandang sebelah mata. Kopi ini dianggap sebagai 'hidden gem' yang menyimpan banyak keunikan di baliknya.
Pada industri specialty coffee, spesies ini mulai dilirik. Bahkan secara perlahan ikut meramaikan pasar kopi dunia.
Berikut ini 5 fakta kopi Liberika dilansir dari Specialty Coffee:
1. Asal Usul Liberika
Menurut para peneliti, jejak spesies kopi Liberika merupakan biji kopi asli Afrika bagian Barat. Ditandai dengan bentuk daun pada pohonnya yang besar, tangkainya yang tebal, serta pohonnya yang lebih tinggi daripada pohon kopi lain.
Namun sejak abad ke-19, Liberika sendiri mulai menyebar. Tidak hanya tumbuh di Afrika Barat tetapi juga terdeteksi adanya jejak pertumbuhan di Asia melalui pengamatan toleransi penyakit karat daun pada tanaman kopi.
Di Filipina, Liberika menjadi bagian dari budaya seduhan kopi dengan nama kapeng barako. Sementara di Malaysia dan Indonesia, Liberika bahan ditemukan pada lahan dengan ketinggian yang rendah.
2. Ciri Khas Bentuknya
Salah satu perbedaan dari kopi Liberika terletak pada bentuk bijinya. Berbeda dengan Arabika yang oval dan Robusta yang lebih bulat, Liberika bentuknya menyerupai tetesan air dan lebih besar dari rata-rata biji kopi lainnya.
Struktur bijinya pun padat dan keras. Roaster sering menyebut Liberika membutuhkan perhatian ekstra saat dipanggang karena densitasnya mempengaruhi distribusi panas.
Keunikan bentuknya juga menjadi nilai estetika tambahan bagi para barista dan pecinta kopi. Banyak yang merasa kehadiran Liberika memberikan variasi visual sekaligus memperkaya keragaman spesies kopi.
Simak Video "Tekwan Nyaman Berpadu Es Sinar Garut"
(dfl/adr)