Sebuah insiden jorok terjadi di minimarket Jepang. Ada botol teh isi urine manusia yang terlihat di antara rak minuman minimarket!
Pria 26 tahun di Funabashi, Prefektur Chiba, Jepang, ditangkap setelah menaruh botol teh berisi urine di rak minuman sebuah minimarket. Insiden itu terjadi pada 24 Mei sekitar pukul 11.50 waktu setempat.
Pelaku berpura-pura sebagai pembeli, lalu menyelipkan botol itu di antara minuman lain di dalam lemari pendingin. Aksi tersebut baru terungkap dua hari kemudian, saat seorang pelanggan membawa pulang botol itu dan hendak meminumnya. Ia mencium bau tak wajar, lalu melapor ke pihak toko dan polisi.
Dikutip dari Sora News 24 (21/11), toko pun harus menghentikan sementara penjualan minuman serta memeriksa seluruh stok rak pendingin. Proses ini membuat toko mengalami gangguan operasional dan kerugian waktu. Dari hasil pengecekan, diketahui bahwa botol itu tidak lagi tersegel sempurna dan isinya bukan teh seperti tertera pada label.
Akibatnya, manajemen harus menginspeksi seluruh stok minuman dan operasional toko ikut terganggu. Polisi menjerat pelaku dengan tuduhan menghalangi operasional bisnis dengan cara curang. Meski begitu, penyidik mempertimbangkan penambahan dakwaan lain akibat potensi bahaya bagi konsumen.
Pelaku mengaku melakukannya sebagai lelucon untuk melampiaskan stres kerja. Kini, ia dijerat pasal menghalangi operasional bisnis dan penyelidikan lebih lanjut masih berlangsung. Kasus ini ramai dibahas di media Jepang dan memicu rasa khawatir publik terhadap keamanan minuman kemasan.
Warganet melontarkan komentar pedas, menyebut kejadian ini traumatis dan sama sekali tidak lucu. Banyak yang membayangkan betapa ngerinya jika botol itu sudah sampai menyentuh mulut sebelum tercium baunya. Ada pula yang menilai tindakan pelaku berpotensi jauh lebih berbahaya jika ia mencampurkan zat beracun.
"Botol itu pasti sudah menyentuh mulut sebelum tercium baunya... ngeri," tulis salah satu pengguna internet. Komentar lain menambahkan, "Kalau dia berani lakukan ini, apa yang mencegah dia melakukan yang lebih berbahaya?"
Tak hanya itu, ada juga candaan sinis seperti, "Saya oposisi hukuman mati, tapi untuk orang ini... saya pikir lagi." Yang lain menyahut, "Untung yang beli tidak sedang pilek."
Kejadian ini menjadi pengingat agar konsumen selalu mengecek segel minuman botolan sebelum diminum. Jika segelnya tak berbunyi saat dibuka atau baunya mencurigakan, lebih baik langsung hindari.
(adr/adr)