Mie instan jadi favorit di banyak negara, termasuk Indonesia. Buktinya, Indonesia masuk 5 besar daftar negara yang warganya paling banyak makan mie instan.
Mie instan tak sekadar makanan cepat saji, tapi juga sudah menjadi bagian dari budaya kuliner di banyak negara. Angka konsumsi mie instan pun terus meningkat setiap tahunnya.
Menariknya, beberapa negara di Asia justru menempati posisi teratas dalam daftar penggemar mie instan global. Bahkan Indonesia termasuk dalam lima besar konsumen mie instan terbanyak di dunia.
Berdasarkan data terbaru World Instant Noodles Association (WINA), Vietnam memuncaki daftar negara dengan konsumsi mie instan tertinggi di dunia, rata-rata 81 bungkus per orang per tahun.
Di posisi kedua ada Korea Selatan dengan 79 bungkus, disusul Thailand (57), Nepal (54), dan Indonesia (52). Jepang dan Malaysia berbagi posisi keenam dengan rata-rata 47 bungkus per kapita, lapor Korea Times (25/10).
Angka ini menunjukkan betapa mie instan sudah jadi bagian dari budaya makan masyarakat Asia. Di Indonesia sendiri, mie instan tak hanya disantap di rumah, tapi juga jadi menu populer di warung, kantin, hingga kafe kekinian.
Meski praktis, para ahli tetap mengingatkan pentingnya menyeimbangkan konsumsi mie instan dengan bahan bergizi lain.
Mie instan umumnya dibuat dari tepung gandum putih yang tinggi indeks glikemik, digoreng dengan minyak sawit, dan dibumbui dengan garam cukup tinggi.
Dikutip dari Healthline (2/2/2023), mie instan tinggi natrium. Bahkan satu kemasannya bisa mengandung 1.769 mg natrium, yaitu sekitar 88% dari rekomendasi harian World Health Organization.
Konsumsi natrium berlebih dapat meningkatkan risiko hipertensi, penyakit jantung, dan stroke karena tekanan darah naik dan beban pada pembuluh darah meningkat.
Selain itu, penelitian pada mahasiswa di Seoul menunjukkan konsumsi mie instan lebih dari 3 kali per minggu dikaitkan dengan peningkatan trigliserida, tekanan darah diastolik, dan gula darah puasa dibanding yang konsumsi rendah.
Studi lainnya menemukan wanita yang sering makan mie instan lebih dari 2 kali per minggu memiliki peningkatan risiko sindrom metabolik yang mencakup obesitas, hipertensi, kolesterol abnormal dan diabetes.
Simak Video "Video: 3 Rekomendasi Restoran Indonesia di Berlin"
(raf/adr)