Air mineral kemasan bukan satu-satunya air yang layak diminum. Ada beberapa jenis air minum yang aman untuk dikonsumsi. Kenali perbedaannya!
Air merupakan sumber kehidupan yang tak tergantikan bagi manusia. Kebutuhan air minum yang layak semakin menjadi perhatian utama di tengah meningkatnya polusi dan perubahan lingkungan.
Di berbagai daerah, sumber air minum bisa berasal dari alam seperti mata air pegunungan, sungai, dan danau, yang secara alami mengandung mineral penting bagi tubuh. Selain dari alam terbuka, banyak masyarakat memanfaatkan air dari sumur bor yang mengambil cadangan air tanah dari lapisan dalam bumi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Air tanah umumnya lebih terlindungi dari pencemaran permukaan, karena tersaring secara alami oleh lapisan tanah dan batuan selama perjalanannya. Beragamnya sumber air yang dapat dikonsumsi juga penting bagi konsumen untuk mengetahui perbedaan di antaranya.
Berikut ini 7 perbedaan jenis air minum yang dilansir dari Very Well Health:
Air mineral memiliki kandungan mineral yang biasanya dijual dalam bentuk kemasan botolan. Foto: Shutterstock/ |
1. Air Mineral
Air mineral berasal dari sumber bawah tanah yang alami dan mengandung mineral serta unsur jejak seperti magnesium, sulfur, kalsium, dan kalium. Karena kandungan mineralnya, air mineral sering dianggap memiliki manfaat tambahan bagi kesehatan seperti mendukung pencernaan dan kesehatan otot serta tulang.
Di sisi lain, air mineral umumnya dibotolkan dan harganya lebih tinggi. Selain itu, kemasan plastiknya dapat menimbulkan dampak lingkungan dan beberapa merek memiliki kandungan natrium yang tinggi dan perlu diperhatikan bagi orang dengan tekanan darah tinggi.
2. Air Mata Air (Spring Water)
Air mata air adalah air yang dikumpulkan dari mata air atau di dekat sumbernya dan kemudian dibotolkan.
Sumbernya yang berasal langsung dari sumber alami, air ini biasanya memiliki rasa yang segar dan mengandung mineral alami, seperti magnesium dan kalsium.
3. Air Distilasi
Air distilasi adalah air yang melalui proses distilasi yaitu dididihkan untuk menghasilkan uap kemudian didinginkan kembali menjadi cairan. Sehingga sebagian besar zat terlarut dan kontaminan terangkat.
Proses ini menghasilkan salah satu bentuk air yang paling bersih dan sering digunakan di lingkungan medis atau untuk keperluan seperti humidifier atau irigasi hidung.
4. Air Alkali
Air alkali adalah air dengan tingkat pH yang lebih tinggi (alias kurang asam) dibanding air biasa, dan sering mengandung mineral seperti kalsium, magnesium, dan kalium.
Beberapa klaim menyebut air alkali dapat membantu menyeimbangkan pH tubuh, mendukung hidrasi, hingga mengurangi hilangnya massa tulang pada wanita pascamenopause. Harga air alkali biasanya lebih mahal dan konsumsinya yang berlebihan dapat menimbulkan efek samping seperti mual, sakit kepala atau kram otot.
5. Air Purifikasi
Air purifikasi dapat berasal dari berbagai sumber seperti keran, sumur, atau mata air. Air tersebut akan melalui proses perlakuan seperti distilasi, deionisasi, atau reverse osmosis agar memenuhi standar kemurnian yang sangat tinggi (misalnya total zat terlarut tidak lebih dari 10 ppm).
Kelebihannya yakni air ini sangat bersih dan bebas dari banyak kontaminan, dan tersedia luas dalam bentuk botol atau sistem rumah tangga. Di sisi lain, karena banyak zat yang dihilangkan, air purifikasi mungkin juga kekurangan mineral penting seperti kalsium dan magnesium.
Sementara air sumur merujuk pada air yang didapatkan melalui sumur bor dengan sumbernya pada akuifer atau air di bawah tanah. Foto: (dok. Istimewa) |
6. Air Sumur
Air sumur diperoleh dari lubang yang digali atau dibor ke dalam tanah untuk mengakses akuifer (lapisan air bawah tanah) dan kemudian dipompa langsung ke rumah atau bangunan.
Keuntungannya bisa berupa rasa yang segar dan kandungan mineral alami yang lebih variatif dengan biaya utilitas publik bisa dihindari jika menggunakan sumur pribadi.
Namun agar layak dikonsumsi pemilik sumur bor harus tanggung jawab melakukan pengujian rutin terhadap bakteri, bahan kimia, dan kontaminan lainnya.
7. Air yang Dimasak
Air yang direbus atau dimasak adalah jenis air minum yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia. Terutama daerah-daerah yang belum menggunakan sistem penyaringan air modern.
Agar aman dari kontaminan, air harus dimasak hingga mendidih dan dibiarkan sejenak setidaknya 3-5 menit. Biasanya memakai air keran. Meskipun terlihat sederhana, tetapi cara ini dianggap sangat efektif untuk meningkatkan kualitas air untuk diminum.
Simak Video "Kombinasi Mantab Martabak Mini dan Jus Buah"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/adr)



KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN