Seorang pria 38 tahun di Jepang ditangkap polisi setelah terbukti melakukan aksi curang lewat sistem pengembalian dana pada sebuah platform layanan pesan-antar makanan.
Aksi penipuan ini membuat perusahaan rugi lebih dari 3,7 juta yen atau sekitar Rp 406 juta. Pria bernama Takuya Higashimoto itu sudah memesan makanan lebih dari 1.000 kali melalui aplikasi Demae-can sejak April 2023. Ia mengonsumsi semua pesanannya, lalu mengklaim makanan tersebut tidak pernah diterima.
Menurut laporan South China Morning Post (15/10/2025), cara yang digunakan Higashimoto cukup cerdik. Ia memilih layanan makanan yang diantar tanpa kontak, lalu memanfaatkan fitur percakapan dalam aplikasi untuk menyampaikan keluhan palsu agar mendapatkan pengembalian dana.
Dalam salah satu aksinya pada 30 Juli lalu, ia memesan es krim, bento, dan steak ayam menggunakan akun baru dengan nama serta alamat palsu. Meski pesanan makanannya diterima, ia melaporkan sebaliknya dan menerima pengembalian dana sebesar 16.000 yen (Rp 1,8 juta) pada hari yang sama.
Polisi menemukan Higashimoto menggunakan 124 akun berbeda untuk menjalankan aksinya. Ia membeli banyak kartu SIM prabayar, mendaftarkan akun dengan identitas palsu, lalu segera menutupnya setelah berhasil menipu. Kepada penyidik, Higashimoto mengakuia awalnya hanya coba-coba.
"Awalnya saya hanya coba-coba. Tapi setelah berhasil, saya tidak bisa berhenti," ungkap Higashimoto.
Pihak aplikasi Demae-can menyatakan akan memperketat sistem verifikasi identitas pengguna serta mengembangkan sistem deteksi aktivitas transaksi mencurigakan agar kasus serupa tak terulang.
"Kami menyesalkan kejadian ini dan berkomitmen untuk meningkatkan keamanan sistem kami," ujar perwakilan Demae-can dalam pernyataan resmi.
Kasus ini memicu berbagai reaksi di dunia maya. Seorang pengguna media sosial di Jepang menulis, "Dia memang licik, tapi caranya sangat pintar. Aplikasi makanannya yang punya kebijakan pengembalian uang (refund) terlalu longgar."
"Kebijakan pengembalian dana mereka terlalu mudah dimanfaatkan. Harus ada verifikasi lebih ketat." tulis netizen lainnya.
Kejadian ini bukan yang pertama. Tahun lalu, tiga warga di China juga melakukan modus serupa untuk mendapatkan makanan gratis selama sebulan. Mereka akhirnya mendapat perhatian khusus dari pihak kepolisian. Ada juga aksi serupa yang dijalankan seorang pelanggan di Singapura, yang sengaja buat komplain palsu ke aplikasi makanan demi dapat makanan gratis.
Baca Juga: Demi Dapat Makanan Gratis, Pelanggan Ini Nekat Bikin Komplain Palsu
Simak Video "Nasi Bungkus Jejepangan di Palmerah"
(sob/adr)