Tipu Aplikasi 2 Tahun, Pria Ini Berhasil Dapat Makan Gratis 1.000 Kali

Tipu Aplikasi 2 Tahun, Pria Ini Berhasil Dapat Makan Gratis 1.000 Kali

Riska Fitria - detikFood
Rabu, 22 Okt 2025 19:00 WIB
Tipu Aplikasi 2 Tahun, Pria Ini Berhasil Dapat Makan Gratis 1.000 Kali
Foto: iStock
Jakarta -

Seorang pria menipu aplikasi pesan antar makanan selama dua tahun dan menikmati 1.000 kali makanan gratis. Total kerugian mencapai Rp 370 juta!

Seorang pria di Jepang berhasil menikmati lebih dari 1.000 makanan gratis tanpa membayar sepeserpun. Ia menipu salah satu platform pesan antar terbesar selama dua tahun.

Aksi licik ini membuat publik terkejut dan mempertanyakan keamanan sistem digital layanan makanan. Kasusnya pun menjadi peringatan bagi platform serupa di seluruh dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria tersebut bernama Takuya Higashimoto, berusia 38 tahun dan tinggal di Prefektur Aichi. Dikutip dari Gulf News (15/10), ia menjalankan aksinya melalui aplikasi Demae-can.

Tipu Aplikasi 2 Tahun, Pria Ini Berhasil Dapat Makan Gratis 1.000 KaliIlustrasi pesan makanan melalui aplikasi food delivery. Foto: iStock

Demae-can merupakan salah satu layanan pesan antar makanan paling populer di Jepang. Ia menggunakan fitur contactless delivery atau pengantaran tanpa kontak.

ADVERTISEMENT

Kemudian, ia mengklaim makanan yang dipesan tidak pernah diterima. Dari situ, Higashimoto rutin mendapatkan pengembalian dana alias refund penuh dari pihak aplikasi.

Modusnya tak berhenti di situ. Untuk mengelabui sistem, ia membuat hingga 124 akun palsu menggunakan identitas dan nomor telepon prabayar yang tidak sah.

Dengan cara ini, ia bisa terus mengulang trik yang sama tanpa terdeteksi. Dalam satu waktu, Higashimoto memesan makanan senilai 16.000 yen atau sekitar Rp 1,7 juta.

Tipu Aplikasi 2 Tahun, Pria Ini Berhasil Dapat Makan Gratis 1.000 KaliPesan makanan via food delivery ilustrasi Foto: iStock

Ia mengaku tidak menerimanya dan tetap berhasil mendapatkan pengembalian dana meski pesanan sudah sampai.

Polisi Jepang memperkirakan total kerugian akibat aksinya mencapai lebih dari Rp370 juta. Polisi mengatakan, aksi penipuan ini dilakukan sejak April 2023.

Setelah investigasi panjang, Higashimoto akhirnya ditangkap dan mengakui perbuatannya. Kasus ini membuat pihak Demae-can mengambil langkah tegas.

Mereka berjanji akan memperketat verifikasi pengguna baru dan mengembangkan sistem pendeteksi aktivitas mencurigakan, terutama terkait permintaan refund berulang.

Di media sosial, banyak warga Jepang menanggapi kasus ini dengan beragam reaksi. Ada yang menyebut aksinya "cerdas tapi salah arah", sementara yang lain mengkritik longgarnya sistem keamanan platform.

Banyak yang menganggap insiden ini sebagai pengingat bahwa di era serba digital, keamanan dan kejujuran tetap menjadi faktor utama dalam menjaga ekosistem layanan daring.




(raf/adr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads