Masyarakat Betawi sebagai suku asli Jakarta punya banyak makanan tradisional. Sayangnya ada 4 makanan yang kini hampir punah karena begitu jarang dinikmati.
Jakarta bukan hanya kota metropolitan yang penuh gedung tinggi dan lalu lintas padat. Di balik hiruk-pikuk kota moden ni, tersimpan jejak kuliner Betawi yang kaya sejarah dan rasa.
Sayangnya, beberapa makanan khasnya kini kian sulit ditemukan bahkan hampir punah karena tergerus makanan modern yang silih bermunculan, padahal makanan khas Betawi menyimpan sejuta cerita dan pesona rasa.
Salah satu keistimewaannya, makanan ini memiliki pengaruh budaya lain yang membuat paduannya begitu spesial. Mulai dari Melayu, Arab, hingga China.
Berikut ini 4 makanan tradisional asli Betawi yang hampir punah tergerus zaman:
1. Sayur Babanci
Sayur Babanci juga biasa disebut sebagai Ketupat Babanci. Hidangan ini merupakan ikon kuliner Betawi yang nyaris punah.
Berkuah santan, sayur babanci memiliki cita rasa yang kompleks. Rasa gurih, pedas, dan aromatik dari penggunaan rempah-rempah dan bumbu yang melimpah menjadi ciri khas dari penyajian hidangan ini.
Dahulu, sayur babanci disajikan pada hari besar seperti lebaran. Penyajiannya tak hanya sebagai suguhan tetapi juga dianggap simbol kemakmuran dan kebersamaan keluarga Betawi.
2. Bubur Ase
Pengaruh China di tanah Betawi menciptakan satu hidangan seperti bubur ase. Kini penjual bubur ase yang asli rasanya sulit ditemukan dan dapat dihitung jari.
Bubur ase menyajikan bubur dari beras yang dipadukan dengan kuah semur daging, kentang, serta asinan sayur. Ciri khas kuah yang gurih, manis, dan asam memiliki karakter yang unik dan otentik.
Hingga awal 2000an, penjual bubur ase masih banyak ditemukan di kawasan Gambir dan Tanah Abang. Biasanya bubur ase akan dinikmati pada pagi hari sebelum beraktivitas atau setelah olahraga ringan sebagai pembuka hari.
Simak Video "Santai Bareng Keluarga di Rumah Makan dengan Suasana Perkampungan"
(dfl/adr)