Dangke, Keju Istimewa Asli Enrekang yang Punya 5 Fakta Menarik

Dangke, Keju Istimewa Asli Enrekang yang Punya 5 Fakta Menarik

Diah Afrilian - detikFood
Sabtu, 04 Okt 2025 18:00 WIB
Dangke, Keju Istimewa Asli Enrekang yang Punya 5 Fakta Menarik
Foto: Istimewa
Jakarta -

Tak hanya di Eropa, Indonesia juga punya keju tradisional. Namanya Dangke, keju asal Enrekang yang punya sejarah panjang dan fakta menarik.

Keju lebih identik dengan makanan Barat. Namun siapa sangka, masyarakat Enrekang, Sulawesi Selatan di Indonesia juga punya olahan kejunya sendiri.

Proses pembuatannya masih dilakukan secara tradisional hingga sekarang. Keju tersebut dikenal dengan istilah danke. Bahan bakunya menggunakan susu sapi atau kerbau dengan getah pepaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi masyarakat Enrekang, dangke bukan sekadar makanan berprotein tinggi saja, melainkan ada makna dan simbol budaya kuliner di balik penyajiannya.

Baca juga: Pria Ini Diburu Polisi usai Diduga Curi Makanan Rp 2 Juta di Terminal

ADVERTISEMENT

Berikut ini 5 fakta dangke asal Enrekang yang dilansir dari berbagai sumber:

Dangke, Keju Istimewa Asli Enrekang yang Punya 5 Fakta MenarikDangke berawal dari ide masyarakat Enrekang yang hendak memanfaatkan susu sapi atau kerbau mereka. Foto: Istimewa

1. Asal Usul Dangke

Menurut catatan sejarah, dangke diperkirakan sudah disajikan sejak awal abad ke-20. Masyarakat Enrekang yang didominasi oleh peternak sapi dan kerbau sejak dahulu sudah mengolah susu dari hewan ternaknya menjadi makanan padat agar lebih tahan lama.

Susu segar yang melimpah kala itu dianggap sayang jika hanya dikonsumsi dalam bentuk cair. Awalnya dangke hanya disajikan untuk kalangan bangsawan atau pemilik ternak saja.

Dangke kemudian menjadi simbol kehormatan, bahkan sering dihidangkan saat menerima tamu penting atau acara adat. Namun, lambat laun dangke menyebar luas dan diterima oleh masyarakat umum hingga kini diabadikan sebagai hartu kuliner warisan leluhur.

2. Arti Nama Dangke

Menariknya, nama dangke diyakini bukan dari bahasa Enrekang, melainkan dari bahasa Belanda. Konon keju tersebut pernah disajikan untuk orang Belanda yang datang ke Enrekang dan ketika diterima menyebut dangke atau dank je.

Dalam bahasa Belanda, danke atau dank je sebenarnya berarti terima kasih. Namun ucapan terima kasih tersebut justru melekat dan digunakan untuk menyebut keju buatan asli Enrekang.

Meski sederhana, penamaan makanan tersebut menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sejarah kuliner Enrekang. Sekaligus dianggap sebagai simbol interaksi budaya antara masyarakat lokal dan kolonial pada masanya.

3. Proses Pembuatan

Pembuatan dangke tak bisa dibayangkan sebagai pembuatan keju yang modern. Sejak dahulu hingga sekarang dangke diproses dengan metode dan teknik tradisional tanpa mesin canggih sama sekali.

Pertama-tama susu sapi atau kerbau yang telah dikumpulkan akan dipanaskan hingga mendidih. Untuk memfermentasi dan menciptakan koagulasi, digunakan getah pepaya muda sebab mengandung enzim papain.

Setelah cairan dan whey susu terpisah, gumpalan susu akan disaring dan dipadatkan. Batok kelapa hingga potongan daun pisang dipertahankan sebagai wadah dan pembungkus keju hingga sekarang.

Dangke, Keju Istimewa Asli Enrekang yang Punya 5 Fakta MenarikAwalnya dangke disajikan untuk bangsawan tetapi kini sudah banyak dinikmati masyarakat umum. Foto: Istimewa

4. Tradisi Penyajian Dangke

Jika di Barat ada cheese charcuterie, di Enrekang, dangke dinikmati dengan cara berbeda. Walaupun bertajuk sebagai keju, dangke justru dinikmati sebagai pendamping nasi.

Pada acara jamuan makan keluarga besar dan hajatan, dangke juga seolah tak boleh absen. Namun jauh dari akses masyarakat umum menikmatinya dahulu, dangke tak bisa disajikan sembarangan.

Proses fermentasi dangke dengan kadar proteinnya yang tinggi dahulu sempat hanya disajikan untuk para bangsawan. Sesekali, peternak juga membuatnya untuk dikonsumsi sendiri. Kini, dangke dianggap akan semakin enak jika disantap bernama beras khas Enrekang yaitu pulu mandoti.

5. Popularitas Keju Dangke

Dangke yang dahulu hanya diketahui segelintir masyarakat, kini bahkan sudah memiliki legalitasnya sendiri. Kementerian Hukum dan HAM telah memberikan sertifikat Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) untuk dangke buatan masyarakat Enrekang.

Dangke kini justru menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang ke Enrekang. Menurut catatan penjualannya, dangke sudah berhasil menembus pasar internasional.

Setelah mendunia, dangke sebagian kecil ada yang mulai diproduksi dengan mesin dan kemasan modern. Tetapi sebagian besar masyarakat Enrekang akan tetap mempertahankan proses pembuatan tradisionalnya dan menyebut cara tradisional menghasilkan keju yang tetap lebih enak.

Baca juga: Nikmatnya Seduhan Kopi Sidikalang di IKEA Ramaikan Hari Kopi Internasional

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Potensi Besar Kuliner Indonesia Masuk Pasar Internasional "
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/adr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads