Sosis, Nugget, dkk Tidak Disarankan untuk Menu MBG, Begini Dampak Buruknya

Atiqa Rana - detikFood
Rabu, 01 Okt 2025 15:00 WIB
Foto: Istimewa (dok Regional MBG Kalbar)
Jakarta -

Ultra process food atau UPF ramai disorot karena dipakai sebagai bahan menu MBG (Makan Bergizi Gratis). Hal ini memicu perbincangan luas terkait dampak bahaya makanan tersebut.

Makanan olahan atau ultra process food lebih dari sekadar makanan kemasan. Produk ini telah mengalami berbagai tahap pengolahan industri dan mengandung banyak bahan tambahan.

Konsumsi makanan olahan memang praktis dan mudah. Rasanya juga enak. Namun perlu diperhatikan karena makanan ini tergolong tidak sehat.

Belakangan ini makanan ultra proses juga sedang menjadi sorotan kembali di Indonesia lantaran dipakai dalam menu-menu makan bergizi gratis (MBG) yang didistribusikan kepada anak-anak.

Pasalnya, konsumsi makanan ultra proses bisa berdampak buruk bagi kesehatan anak, mulai dari memicu obesitas, diabetes, hingga menghambat tumbuh kembang anak.

1. Mengenal makanan ultra proses

Sosis termasuk ke dalam makanan ultra proses yang membahayakan kesehatan. Foto: detikcom / Atiqa Rana

Makanan ultra olahan (ultra process food) memang sering menjadi pilihan banyak orang karena mudah didapat, dimasak, dan rasanya enak. Harganya juga tergolong lebih murah. Misalnya sosis, nugget, kornet, kentang goreng, mie instan, sampai minuman bersoda. Semuanya tergolong sebagai makanan ultra proses.

Makanan ini memang praktis, tetapi perlu diketahui ada banyak bahan tambahan, seperti lemak, pati, gula, garam, dan minyak terhidrogenasi yang diekstraksi dari makanan lain. Ditambah ada bahan aditif dan pengawet di dalamnya.

Tambahan gula, lemak, garam dalam makanan ini membuat nilai kalori makanan bertambah, jauh lebih besar dari makanan utuh atau makanan yang diolah secara minimal. Konsumsinya terlalu sering atau banyak bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Pengolahan kompleks dan penambahan bahan tambahan juga dapat mengurangi kadar gizi asli dan meningkatkan risiko beberapa penyakit. Mulai dari penyakit jantung, diabetes, hingga kanker.

2. Dampak makanan ultra proses menurut dr Tan Shot Yen

Makanan ultra proses sedang ramai diperbincangkan di Indonesia. Pasalnya makanan ini dimasukkan ke dalam menu makan bergizi gratis (MBG), seperti olahan burger dan spaghetti. dr Tan Shot Yen, selaku ahli gizi secara tegas tidak menyetujui penggunaan makanan ultra proses pada menu MBG.

Dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, Senin (22/9/2025), dr Tan mengungkap, "Yang dibagi adalah, adalah burger. Di mana tepung terigu tidak pernah tumbuh di bumi Indonesia, nggak ada anak muda yang tahu bahwa gandum tidak tumbuh di bumi Indonesia."

Dokter tersebut lebih merekomendasikan agar menu makan bergizi gratis diambil dari sumber daya asal Indonesia. Misalnya dari pisang, ubi, ikan mas yang bisa ditemukan dengan mudah di daerah-daerah Indonesia.

Lewat unggahan di Instagram pribadinya @drtanshotyen pada Selasa (30/9/2025), ahli gizi itu juga membagikan sejumlah penjelasan terkait dampak bahaya makanan ultra proses.

Menurut unggahannya, makanan ultra proses didefinisikan sebagai makanan yang ditambah dengan gula, garam, perisa, penguat rasa, dan lain sebagainya. Bentuk produknya seperti roti dan sereal. Pangan kemasan, seperti cokelat, pasta, biskuit, permen, es krim, selai, yogurt berbagai rasa juga termasuk makanan ultra proses.

Konsumsi makanan ultra proses pada anak-anak bisa memicu masalah kesehatan, seperti obesitas, gangguan gizi pada tumbuh kembang anak, diabetes, hipertensi, hingga sindrom metabolik. Pangan olahan yang manis seperti ditemukan pada sereal, yogurt perasa, atau es krim juga bisa mengganggu fokus hiperaktif anak.

Menurutnya semakin tinggi konsumsi makanan ultra proses, makan semakin rendah juga performa akademik pada anak. Bahkan kasus terburuknya bisa menyebabkan kematian dini.



Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"


(aqr/adr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork