Ultra process food atau UPF ramai disorot karena dipakai sebagai bahan menu MBG (Makan Bergizi Gratis). Hal ini memicu perbincangan luas terkait dampak bahaya makanan tersebut.
Makanan olahan atau ultra process food lebih dari sekadar makanan kemasan. Produk ini telah mengalami berbagai tahap pengolahan industri dan mengandung banyak bahan tambahan.
Konsumsi makanan olahan memang praktis dan mudah. Rasanya juga enak. Namun perlu diperhatikan karena makanan ini tergolong tidak sehat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belakangan ini makanan ultra proses juga sedang menjadi sorotan kembali di Indonesia lantaran dipakai dalam menu-menu makan bergizi gratis (MBG) yang didistribusikan kepada anak-anak.
Pasalnya, konsumsi makanan ultra proses bisa berdampak buruk bagi kesehatan anak, mulai dari memicu obesitas, diabetes, hingga menghambat tumbuh kembang anak.
1. Mengenal makanan ultra proses
![]() |
Makanan ultra olahan (ultra process food) memang sering menjadi pilihan banyak orang karena mudah didapat, dimasak, dan rasanya enak. Harganya juga tergolong lebih murah. Misalnya sosis, nugget, kornet, kentang goreng, mie instan, sampai minuman bersoda. Semuanya tergolong sebagai makanan ultra proses.
Makanan ini memang praktis, tetapi perlu diketahui ada banyak bahan tambahan, seperti lemak, pati, gula, garam, dan minyak terhidrogenasi yang diekstraksi dari makanan lain. Ditambah ada bahan aditif dan pengawet di dalamnya.
Tambahan gula, lemak, garam dalam makanan ini membuat nilai kalori makanan bertambah, jauh lebih besar dari makanan utuh atau makanan yang diolah secara minimal. Konsumsinya terlalu sering atau banyak bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Pengolahan kompleks dan penambahan bahan tambahan juga dapat mengurangi kadar gizi asli dan meningkatkan risiko beberapa penyakit. Mulai dari penyakit jantung, diabetes, hingga kanker.
2. Dampak makanan ultra proses menurut dr Tan Shot Yen
Makanan ultra proses sedang ramai diperbincangkan di Indonesia. Pasalnya makanan ini dimasukkan ke dalam menu makan bergizi gratis (MBG), seperti olahan burger dan spaghetti. dr Tan Shot Yen, selaku ahli gizi secara tegas tidak menyetujui penggunaan makanan ultra proses pada menu MBG.
Dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, Senin (22/9/2025), dr Tan mengungkap, "Yang dibagi adalah, adalah burger. Di mana tepung terigu tidak pernah tumbuh di bumi Indonesia, nggak ada anak muda yang tahu bahwa gandum tidak tumbuh di bumi Indonesia."
Dokter tersebut lebih merekomendasikan agar menu makan bergizi gratis diambil dari sumber daya asal Indonesia. Misalnya dari pisang, ubi, ikan mas yang bisa ditemukan dengan mudah di daerah-daerah Indonesia.
Lewat unggahan di Instagram pribadinya @drtanshotyen pada Selasa (30/9/2025), ahli gizi itu juga membagikan sejumlah penjelasan terkait dampak bahaya makanan ultra proses.
Menurut unggahannya, makanan ultra proses didefinisikan sebagai makanan yang ditambah dengan gula, garam, perisa, penguat rasa, dan lain sebagainya. Bentuk produknya seperti roti dan sereal. Pangan kemasan, seperti cokelat, pasta, biskuit, permen, es krim, selai, yogurt berbagai rasa juga termasuk makanan ultra proses.
Konsumsi makanan ultra proses pada anak-anak bisa memicu masalah kesehatan, seperti obesitas, gangguan gizi pada tumbuh kembang anak, diabetes, hipertensi, hingga sindrom metabolik. Pangan olahan yang manis seperti ditemukan pada sereal, yogurt perasa, atau es krim juga bisa mengganggu fokus hiperaktif anak.
Menurutnya semakin tinggi konsumsi makanan ultra proses, makan semakin rendah juga performa akademik pada anak. Bahkan kasus terburuknya bisa menyebabkan kematian dini.
3. Nugget hingga sosis picu masalah obesitas dan diabetes tipe-2
Makanan ultra proses seperti nugget dan sosis seringkali tinggi kalori, tetapi rendah nilai gizi. Konsumsinya membuat anak-anak merasa kenyang, padahal gizi yang didapat sedikit.
Justru makanan seperti nugget atau sosis menambah asupan kalori pada anak-anak yang bisa meningkatkan risiko obesitas.
Mengonsumsi lebih banyak kalori juga bisa menyebabkan tubuh memproduksi terlalu banyak hormon disebut insulin. Hal ini bisa meningkatkan risiko anak terkena diabetes tipe-2, lapor childrens.com pada Rabu, (1/10/2025).
4. Sebabkan masalah jantung
Olahan daging burger atau kentang goreng frozen juga termasuk ke dalam makanan ultra proses. Makanan ini mungkin seringkali diberikan kepada anak supaya nafsu makan mereka lebih besar karena rasa yang cenderung gurih nikmat.
Sayangnya konsumsi makanan ultra proses seperti ini juga bisa menyebabkan masalah jantung. Tekanan darah tinggi membuat jantung harus bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh tubuh. Seiring waktu hal ini dapat memberikan tekanan ekstra pada jantung dan meningkatkan risiko serangan jantung atau gagal jantung.
Konsumsi makanan ultra proses juga bisa menyebabkan hipertrigliseridemia. Kondisi ini terjadi ketika terlalu banyak trigliserida (sejenis lemak) dalam darah. Seiring waktu bisa menyempitkan atau menyumbat pembuluh darah, yang bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Dr. Laird mengungkap, "Anak-anak biasanya tidak mengalami serangan jantung atau stroke. Namun, beberapa anak kini cenderung mengalami masalah jantung serius jauh lebih awal daripada sebelumnya - di usia 30-an dan 40-an."
5. Menghambat tumbuh kembang anak
Seperti yang disebutkan dokter Tan Shot Yen sebelumnya, konsumsi makanan ultra proses pada anak-anak bisa menghambat tumbuh kembangnya, secara khusus pada tubuh dan otak mereka.
Sifat makanan yang diproses membuat nutrisi, seperti vitamin, mineral, antioksidan, dan lemak esensial menghilang sehingga tidak sehat untuk otak.
Ahli gizi dan psikolog Chartered, Kimberly Wilson juga mengungkap kalau tambahan gula dan lemak di dalam makanan ini memiliki konsekuensi negatif pada metabolisme, kontrol glukosa darah, dan kesehatan otak anak.
Dilansir dari goodto.com pada Rabu, (18/9/2025), studi yang dilakukan oleh Science Direct menemukan konsumsi makanan ultra proses terlalu sering bisa menghambat pertumbuhan anak-anak, termasuk membahayakan kesehatan gigi dan perkembangan rahangnya.
Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(aqr/adr)