Berawal dari hobi, seorang wanita sukses alih profesi dari seorang pekerja farmasi. Ia kini menyajikan macaroon berdesain Sanrio yang gemas dengan lisensi resmi.
Selain profesi yang dijalani, beberapa orang juga memiliki hobi di luar pekerjaannya. Sesekali mereka melakukan hobi tersebut untuk beristirahat sejenak dari jenuhnya profesi yang dijalani.
Namun tidak sedikit yang akhirnya justru melanjutkan hobinya sebagai pekerjaan utama. Seperti kisah para awak kabin yang alih profesi jadi penjual makanan atau profesor yang berhasil menjadi petani sayur dan buah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kisah serupa dialami oleh Adriana asal Singapura. Dilansir melalui Vulcanpost, Jumat (29/8), Adriana mengaku dirinya meninggalkan pekerjaan sebagai pekerja di perusahaan farmasi pada usia 24 tahun.
![]() |
Tekadnya bulat setelah mulai mencoba menjajakan macaroon dan kue-kue kecil dengan tema dan desain kartun Sanrio. Padahal macaroon dikenal sebagai pastry asal Prancis dengan teknik pembuatan yang cukup rumit dengan peluang gagal yang tinggi.
Kegigihannya menjual macaroon dimulai ketika masa pandemi Covid-19 yang membuatnya dituntut kreatif untuk mencari kegiatan di rumah. Tak disangka, jualannya yang hanya berawal dijajakan melalui Carousell dan Instagram justru laris manis.
Setiap bulan ia bisa menjual hingga 600 buah macaroon dengan harga mulai dari 4 Dollar Singapura atau Rp 50.000an per buah. Adriana kemudian membawa bisnisnya lebih serius dengan menamai toko kuenya Sugar Smith.
Melihat tren kartun Sanrio yang melejit, ia juga mencoba untuk menghadirkan menu-menu bertema Sanrio. Adriana dan rekannya bahkan mengajukan izin untuk menggunakan desain Sanrio resmi pada perwakilan Sanrio di Singapura.
![]() |
"Kualitas untuk setiap buahnya itu benar-benar ditetapkan dengan standar yang sangat tinggi-tidak hanya untuk Sanrio tetapi juga untuk kami. Karena semuanya didesain dengan tangan tanpa cetakan atau mesin, anggota kami butuh keahlian yang tinggi," jelas Adriana.
Kini penjualannya semakin meningkat, dari yang awalnya 600 buah per bulan sekarang Adriana dapat menjual 400 buah per hari. Harga kuenya juga menyesuaikan, mulai dari Rp 50.000an - Rp 95.000an tergantung kesulitan desain.
Bagi Adriana membuat macaroon masih sejalan dengan latar belakang pendidikannya. Ia yang menempuh studi Life Science di National University of Singapore menyebut memanggang macaroon seolah menerapkan ilmu sains yang dimilikinya.
Adriana kini merasa lebih bersyukur dan bahagia hanya dengan melihat pelanggannya merasa puas. "Banyak pembeli pada Google Review, mengulas kami dan menyebut setiap sennya sangat sepadan," ujar Adriana dengan puas.
(dfl/adr)