Selama pengasingan ke Bangka Belitung, Ir Soekarno ternyata punya kudapan favorit. Namanya kue pelite, kue tradisional Bangka yang bersejarah.
Setelah mengumumkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 ternyata terjadi Agresi Militer Belanda II pada 22 Desember 1948 yang menyebabkan Soekarno kembali diasingkan ke Bangka.
Dilansir dari Historia, (28/01/2022), Soekarno dan Hatta diasingkan pada sebuah rumah dekat Muntok. Namun berbeda dengan pengasingan lainnya, di sini Soekarno dan beberapa tokoh kemerdekaan lainnya tetap aktif memperjuangkan kemerdekaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konon selama pengasingan tersebut ada satu kudapan lokal yang disukai oleh Bung Karno. Namanya kue pelite yang tak pernah absen dipesan Soekarno di atas meja makannya.
Baca juga: Keren! Wanita Ini Sukses Bikin Kafe Sendiri usai Nekat Resign dari Kantor
Berikut 4 fakta kue pelite yang dirangkum dari berbagai sumber:
![]() |
1. Kue Tradisional Muntok
Kue pelite berasal dari Bangka bagian barat. Kue ini populer dan banyak disajikan di kawasan Muntok, Bangka.
Kue pelite populer dan digemari masyarakat setempat karena sejarahnya. Diketahui ketika Soekarno diasingkan ke Muntok, ia jatuh cinta dengan rasa kue pelite.
Menurut catatan sejarahnya, kue pelite akhirnya tetap disajikan oleh Soekarno setelah ia keluar dari pengasingan. Kue pelite menjadi suguhan yang dipesan untuk pertemuan penting bersama tokoh-tokoh bangsa lainnya.
2. Bahan Alami
Selayaknya kue tradisional pada umumnya, kue pelite terbuat dari bahan-bahan yang alami. Kue pelite menggunakan bahan dasar tepung beras.
Kemudian dicampur dengan santan dan gula. Setelah semua bahan tercampur, adonan akan dikukus sampai matang. Kue pelite memiliki perpaduan rasa manis dan gurih dari santan juga gula.
Kue pelite punya banyak 'kembaran' dari daerah lain. Misalnya seperti kue papaco di Gorontalo, kue lampu-lampu yang disajikan di Sulawesi Utara, dan kue palita yang dikonsumsi orang Makassar.
3. Wadah yang Ramah Lingkungan
Keunikan lainnya dari kue ini ialah menggunakan wadah yang ramah lingkungan. Kue pelite menggunakan wadah yang terbuat dari daun pandan.
Kue ini tampak berbeda sebab umumnya kue tradisional menggunakan wadah berupa daun pisang. Tetapi kue pelite justru menggunakan daun pandan yang dilipat berbentuk mangkuk.
Penggunaan daun pandan tak hanya sekadar menjadi wadah. Tetapi ketika dimasak daun pandan akan memberikan wangi khas yang membuat kue terasa lebih harum dan membangkitkan selera makan.
![]() |
4. Teman Minum Teh dan Kopi
Tekstur kue yang kenyal dengan rasa manis lembut dan sedikit gurih tak hanya bisa disantap sebagai suguhan. Kue pelite cocok dinikmati pada suasana apapun.
Masyarakat Muntok menikmati kue pelite sebagai tempat untuk minum teh atau kopi. Rasanya yang manis terasa seimbang dengan teh atau kopi.
Begitu pula dengan kebiasaan yang dilakukan Soekarno selama di pengasingan. Ia menyantap kue pelite untuk menemani waktu minum teh atau kopi.