5 Ritual dan Tradisi Makan Nyentrik di Dunia, Ada dari Toraja

Sonia Basoni - detikFood
Jumat, 25 Jul 2025 19:00 WIB
Foto: Shutterstock/GettyImages
Jakarta -

Banyak tradisi dan ritual makan unik di dunia. Di beberapa daerah, ada ritual makanan yang sudah ada sejak berabad-abad silam dan masih dilestarikan.

Setiap budaya di dunia punya cara unik dalam menjalani hidup, termasuk dalam hal makan. Bagi sebagian orang, makanan bukan sekadar kebutuhan sehari-hari, melainkan juga bagian dari ritual, warisan leluhur, hingga simbol kepercayaan.

Tak jarang, kebiasaan makan di suatu daerah bisa tampak sangat aneh atau mengejutkan jika dilihat dari kacamata budaya lain. Mulai dari jamuan untuk arwah hingga tradisi ekstrem dalam menikmati jamur.

Dilansir dari Mashed (25/07/2025), berikut 5 ritual makanan paling tidak biasa dari berbagai penjuru dunia.

1. Suku Koryak Konsumsi Jamur untuk Mabuk

Ilustrasi Suku Koryak Konsumsi Jamur untuk Mabuk. Foto: Shutterstock/GettyImages

Di bagian timur Rusia tinggal suku Koryak yang sudah lama terbiasa hidup di wilayah dingin dan ekstrem. Makanan mereka umumnya berupa daging rusa, ikan, dan buah-buahan yang ditemukan di hutan. Namun yang membuat mereka dikenal bukan soal makanannya, melainkan cara mereka mengonsumsi jamur yang mengandung zat tertentu dan bisa membuat mereka halusinasi.

Tradisi ini rupanya sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Suku Koryak menggunakan jamur jenis tertentu untuk tujuan rekreasi yang menimbulkan rasa senang, euforia, dan halusinasi. Yang lebih mengejutkan, anggota suku lain akan meminum urin orang yang telah mengonsumsi jamur tersebut demi merasakan efek yang sama.

Ini dilakukan karena zat aktif dalam jamur masih tersisa dalam urin. Namun perlahan tradisi ini perlahan mulai ditinggalkan oleh suku Koryak setelah minuman beralkohol, khususnya vodka, mulai dikenal di wilayah mereka.

2. Tradisi Cheese Rolling di Inggris

Tradisi Cheese Rolling di Inggris. Foto: Shutterstock/GettyImages

Setiap tahunnya di Cooper's Hill, kota Gloucestershire, Inggris, diadakan acara cheese rolling. Sesuai namanya, acara ini melibatkan roda keju besar yang dilempar dari atas bukit curam. Para peserta kemudian berlari menuruni bukit demi mengejar keju tersebut.

Siapa yang sampai duluan di bawah maka berhak membawa pulang kejunya. Meski terdengar lucu, acara ini cukup berisiko karena kemiringan bukit cukup curam dan sering menyebabkan peserta cedera. Tradisi ini sudah berlangsung selama ratusan tahun, diyakini berasal dari ritual kesuburan kuno. Saat masa perang dan masa sulit seperti tahun 1941 hingga 1954, keju asli sempat diganti dengan versi kayu karena keterbatasan bahan pangan.

3. Makan Bersama Orang Meninggal di Toraja

nene Suku Toraja di Lembang Maiting, Kecamatan Rindingallo, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Selasa (20/8/2024). Ritual Ma'nene atau pergantian pakaian jenazah tersebut telah dilakukan turun temurun oleh masyarakat Suku Toraja dan saat ini Pemda setempat mempromosikan budaya itu untuk menarik kunjungan wisatawan. ANTARA FOTO/Sakti Karuru/nym." title="Antusias Bule Lihat Ritual Ganti Baju Jenazah di Toraja" class="p_img_zoomin" />Warga mengangkat jenazah keluarganya saat ritual Ma'nene Suku Toraja di Lembang Maiting, Kecamatan Rindingallo, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Selasa (20/8/2024). Ritual Ma'nene atau pergantian pakaian jenazah tersebut telah dilakukan turun temurun oleh masyarakat Suku Toraja dan saat ini Pemda setempat mempromosikan budaya itu untuk menarik kunjungan wisatawan. ANTARA FOTO/Sakti Karuru/nym. Foto: ANTARA FOTO/Sakti Karuru

Indonesia terkenal dengan keberagaman budaya dan sukunya di setiap daerah. Salah satunya di Toraja, Sulawesi Selatan. Masyarakat di sini memiliki pandangan unik terhadap kematian. Saat seseorang meninggal, jasadnya tidak langsung dikuburkan.

Sebaliknya mayat tersebut disimpan di rumah selama berbulan-bulan, bahkan hingga bertahun-tahun, sebelum upacara pemakaman dilakukan. Selama masa tersebut, orang yang telah meninggal dianggap masih menjadi bagian dari keluarga. Mereka ikut dalam aktivitas sehari-hari, termasuk saat makan.

Ritual ini termasuk menyediakan meja dan menyajikan makanan untuk mereka yang telah tiada. Tidak hanya sekali, makanan disajikan untuk sarapan, makan siang, makan malam, hingga di sore hari. Tradisi ini sudah ada sejak abad ke-9 dan masih dilestarikan hingga sekarang.




(sob/adr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork