Jika di Italia ada jamur truffle, maka di Indonesia ada kulat pelawan. Jamur asal Bangka yang harganya bisa mencapai Rp 1,2 juta per kilogram.
Truffle merupakan jenis jamur yang tumbuh bawah tanah, khususnya di sekitar akar pohon seperti ek, beech, dan hazel. Jamur truffle berasal dari Eropa, khususnya Italia dan Prancis.
Jamur ini populer sebagai makanan mewah di dunia kuliner. Harganya bisa mencapai jutaan rupiah per onsnya. Di Indonesia juga ada jamur 'mewah' seperti truffle.
Jamur tersebut bernama kulat pelawan yang berasal dari pulau Bangka, Provinsi Bangka Belitung. Harga jamur jenis ini juga terbilang fantastis.
Dikutip dari berbagai sumber (30/5/20) berikut faktanya:
1. Tumbuh akibat sambaran petir
Kulat pelawan termasuk jenis jamur langka dan mahal. Bahkan jamur ini disebut sebagai truffle-nya Indonesia. Uniknya, jamur ini perlu sambaran petir untuk bisa tumbuh.
Selain itu, sebelum ada hujan, daerah tempat biasa jamur tumbuh harus melewati masa musim kemarau selama tiga bulan. Dalam setahun, jamur ini hanya bisa tumbuh dua kali.
"Untuk tumbuh, harus ada pemicu berupa petir. Ketika petir menyambar ada unsur-unsur tertentu yang turun bersama air hujan kemudian kena ke pohon pelawan. Ketika esoknya ada matahari, baru mulai tumbuh jamurnya," tutur chef Ragil Imam Wibowo saat diwawancarai detikFood pada 2016.
2. Hanya tumbuh di pohon pelawan
Dinamakan kulat pelawan karena jenis jamur ini hanya tumbuh pada musim tertentu dan di sekitar pohon pelawan.
Pohon pelawan atau Tristaniopsis merguensis merupakan jenis pohon endemik yang banyak ditemukan di pulau Bangka. Pohon inilah yang jadi media tumbuhnya jamur kulat pelawan.
Menurut buku berjudul 'Flavors of Indonesia' milik William Wongso yang diterbitkan pada 2016, kulat pelawan memiliki batang yang panjang dan payung kecil berwarna merah kegelapan saat baru tumbuh.
Jamur ini memiliki aroma asap yang kompleks dan teksturnya berserat. Dulu, pohon pelawan sering dimanfaatkan sebagai kayu bakar.
Fakta kulat pelawan ada di halaman berikutnya.
Simak Video "Resep Simpel dan Berkelas, Masakan Khas Bangka Ala Chef Eddrian Tjhia"
(raf/adr)