Sebuah daerah di Malang, Jawa Timur menjadi sentra pembuatan tempe yang berkembang pesat. Bahkan dalam sehari, penjualnya bisa meraup pendapatan hingga Rp 1 miliar.
Selama ini Malang, Jawa Timur dikenal sebagai penghasil apel. Malang memiliki iklim yang sejuk dan tanah yang subur, sehingga cocok dipakai untuk budidaya apel.
Namun, di samping itu, sebuah daerah di Malang ada yang populer sebagai kampung pengrajin tempe. Daerah tersebut bernama Kampung Sanan.
Kampung Sanan memiliki luas sekitar 2 hektar dan sudah dikenal sebagai sentra pembuatan tempe secara rumahan sejak tahun 1800-an.
Dikutip dari Good News From Indonesia (17/05/25) berikut fakta menarik tentang kampung pengrajin tempe tersebut.
1. Berawal dari kondisi ekonomi
Berkembangnya pengrajin tempe di Kampung Sanan tidak terlepas dari kondisi ekonomi pada zaman pemerintah kolonial Belanda. Tempe dianggap sebagai makanan rakyat yang murah.
Ivan Kuncoro selaku ketua Paguyuban Pengrajin mengatakan bahwa masyarakat Kampung Sanan bisa memproduksi tempe hingga 30 ton dalam sehari.
Produksi tempe tersebut merupakan gabungan dari tiga RW, yakni yaitu RW 14, RW 15, dan RW 16. Kini, ada sekitar 400 pengrajin tempe yang sudah tergabung dalam paguyuban.
2. Penghasilan Rp 1 miliar per hari
Melihat produktivitas tempe yang tinggi, masyarakat Kampung Sanan bisa menghasilkan Rp 1 miliar per hari. Produksi tempe yang dibuat pun cukup beragam.
Mulai dari keripik, brownies, stik, cokelat, burger, sate dan masih banyak lagi. Masyarakat Kampung Sanan bisa menjual produk tersebut dengan mereknya masing-masing.
Ivan mengatakan bahwa perkembangan industri tempe di Kampung Sana tidak lepas dari bantuan pemerintah.
Fakta kampung pengrajin tempe ada di halaman berikutnya.
Simak Video "Menikmati Masakan Rumahan Enak Khas Jatim di Kuluk Kuluk Rumahan"
(raf/adr)