Minyak babi sering digunakan untuk menggoreng makanan. Konon, bisa membuat rasa makanan lebih enak. Ini faktanya!
Penggunaan minyak babi kembali menjadi sorotan. Berawal dari kasus Ayam Goreng Widuran di Solo, Jawa Tengah yang ternyata non halal karena kremesannya digoreng pakai minyak babi.
Dari itu, pelanggan beranggapan bahwa penggunaan minyak babi bisa membuat rasa makanan lebih enak. Minyak babi sendiri memang sering menjadi campuran bahan masakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak orang yang mengakui bahwa menggunakan minyak babi bisa meningkatkan kualitas makanan, dari segi rasa maupun tekstur. Namun, apakah minyak babi aman untuk memasak?
Dikutip dari berbagai sumber berikut faktanya!
1. Apa itu minyak babi?
![]() |
Dilansir dari The Spruce Eats (14/01/23) minyak babi atau lard berasal dari 100% lemak babi. Lemak babi memang sudah umum digunakan untuk memasak.
Lemak babi tersebut diambil dari bagian perut, bokong, dan bahu babi. Biasanya minyak babi disimpan dalam bentuk padat dan warnanya putih krem.
Minyak babi memiliki rasa yang netral, tidak berbau, bahkan ada yang tidak berasa. Itu semua tergantung dengan proses pengolahan lemak babi menjadi minyak babi.
2. Ciri makanan yang mengandung minyak babi
![]() |
Melansir dari Huffpost, makanan yang mengandung minyak babi dapat dikenali dari tekstur dan aromanya. Pertama, makanan yang digoreng pakai minyak babi bisa lebih renyah.
Itu karena lemak babi memiliki titik asap tinggi. Karenanya minyak babi cocok digunakan untuk menggoreng dengan suhu tinggi yang akan menghasilkan tekstur renyah pada makanan.
Makanan yang mengandung minyak babi biasanya beraroma daging babi yang khas dan lembut. Secara tampilan, tekstur makanan yang dipanggang dengan minyak babi biasanya akan bersisik atau berlapis.
Selain itu, tampilan makanan yang mengandung minyak babi juga cenderung agak berminyak. Namun, untuk ini tergantung dengan porsi minyak yang digunakan untuk memasak.
Simak Video 'Situasi Terkini Warung Ayam Goreng Widuran yang Ditutup Sementara':
Fakta menarik tentang minyak babi ada di halaman selanjutnya.
3. Lebih sedikit kandungan trigliserida
Minyak babi memiliki kandungan trigliserida yang lebih sedikit dibandingkan lemak sapi, seperti yang dikutip dari jurnal 'Analisis Minyak Babi Pada Krim Pelembab Wajah yang Mengandung Minyak Zaitun dengan Menggunakan Spektroskopi Fourier Transform Infrared (FTIR)' oleh Putri Assifa.
Trigliserida sendiri adalah molekul yang terdiri atas gliserol dan tiga molekul asam lemak. Asam lemak yang paling besar dalam kandungan minyak babi adalah asam palmitat, asam oleat, dan asam stearat.
4. Bisa digunakan untuk berbagai metode memasak
![]() |
Minyak babi tidak hanya bisa digunakan untuk menggoreng makanan, tetapi juga untuk menumis dan memanggang. Penggunaan minyak babi bisa membuat tekstur makanan lebih renyah.
Selain itu, penggunaan minyak babi tidak akan memicu rasa atau aroma babi yang kuat. Minyak babi justru memicu rasa yang cenderung netral, lapor Sparrow Hill Farm.
5. Apakah minyak babi aman untuk memasak?
Dikutip dari lama Martha Stewart (18/11/24) minyak babi tidak selalu sehat. Namun, jenis lemak ini dapat dikatakan lebih baik dibandingkan sejumlah lemak lainnya yang digunakan secara luas.
Mengingat lemak babi memiliki lebih sedikit lemak jenuh dibandingkan mentega. Selain itu, minyak babi juga lebih sedikit kandungan lemak trans daripada mentega putih.
Namun, minyak babi yang dikonsumsi dalam jumlah besar, tetap bisa memicu tingkat lemak jenuh dan lemak trans yang cukup tinggi.
Hal itu bisa meningkatkan risiko kadar kolesterol tinggi. Karenanya penting untuk memperhatikan porsi agar tidak terlalu banyak menggunakan minyak babi untuk memasak.
Simak Video 'Situasi Terkini Warung Ayam Goreng Widuran yang Ditutup Sementara':