Ketidakpuasan pelanggan terhadap pesanan makanan kembali ditunjukkan lewat kejadian ini. Pelanggan tidak puas dengan mie wonton karena baunya busuk seperti kain lap!
Pengalaman pelanggan ketika makan di warung makan atau restoran tidak selamanya baik. Beberapa pelanggan mungkin pernah merasa tidak puas karena pesanan makannya yang tidak sesuai ekspektasi.
Kekecewaan pelanggan disebabkan beberapa hal, seperti harga makanan mahal, porsi sedikit, pelayanan kurang, atau karena kebersihan dan kualitas makanan di restoran tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak sedikit pelanggan akhirnya komplain, memberitahu kekecewaan mereka langsung ke pihak restoran. Sebagian pemilik restoran mungkin menerima kritik atau protes tersebut, tetapi banyak juga yang tutup telinga karena memang tidak mau dikritik atau tahu kalau pelanggan sengaja protes untuk menjatuhkan bisnisnya.
Belum lama ini, seorang pria membagikan kekecewaannya terhadap pesanan mie wonton yang ia beli dari warung makan kaki lima Marsiling Mall, Singapura.
Pria ini pesan semangkuk mie wonton, tetapi ketika hendak dimakan, ia sadar kalau ada hal tidak biasa pada mie miliknya. Ia merasa mi wonton itu berbau busuk yang digambarkan seperti bau kain lap, lapor tnp.sg (10/02/2025).
Merasa ada yang mengganjal, pria ini langsung komplain ke pemilik restoran. Ia membawa mie wonton itu agar pemiliknya bisa mencicipinya sendiri.
Namun, pemilik warung langsung menepis klaim tersebut. Menganggap mie itu tidak berbau busuk, hanya saja preferensi orang terhadap rasa makanan berbeda-beda. Pemiliknya bersikeras kalau tidak ada yang salah dengan rasa itu. Menganggap aroma itu datang karena mienya punya 'rasa khas.'
![]() |
Melihat respon pemilik yang tidak sesuai, pelanggan ini akhirnya tidak ambil pusing dan langsung membayar mie tersebut.
"Saya tidak setuju dengannya dan langsung membayar makanannya," jelasnya dalam grup Facebook Complaint Singapore.
Pelanggan itu juga mengungkap kalau ada pelanggan lain yang juga tidak menghabiskan semangkuk mienya karena sama-sama merasa rasanya aneh.
Unggahan komplain ini memicu perdebatan banyak orang di grup Facebook Complaint Singapore.
Beberapa orang menganggap hal tersebut menjijikan dan bersumpah untuk tidak lagi mengunjungi warung makan mie ini.
Di sisi lain, beberapa netizen merasa hal seperti itu bisa saja terjadi karena bahan teroksidasi atau air rebusan yang tidak bersih. Akhirnya menghasilkan mie yang berbau busuk.
![]() |
Beberapa netizen juga membela pihak pemilik warung makan mie itu dengan mengungkap, "Jangan berusaha keras untuk membunuh bisnis kecil dan penghidupan orang lain hanya karena pengalaman buruk yang mungkin disebabkan oleh kesalahan manusia."
Kepada Shin Min Daily News, pemilik kios bernama Xie menjelaskan, selama lebih dari satu dekade mengoperasikan warung tersebut ia belum pernah menerima keluhan seperti itu.
Menurutnya, selera makan seseorang itu subjektif. Kalau memang pelanggan tidak suka, lebih baik tidak usah datang lagi ke warungnya.
Xie, pemilik warung mengungkap kalau hari dimana pelanggan ini komplain, bisnisnya berjalan dengan lancar.
"Saya berhasil menjual ratusan mangkuk, dan tidak ada seorang pun komplain. Mungkin dia (pelanggan yang komplain) tidak terbiasa dengan rasa berbeda," jelas pemilik warung.
Pemilik ini mengungkap kalau dirinya juga tidak selalu cocok dengan rasa makanan, sekalipun makanan itu merupakan rekomendasi Michelin.
"Bahkan makanan itu tidak selalu sesuai selera saja. Ini hanya mie seharga $4 (Rp 48.376). Kalau tidak suka, jangan makan," ujarnya.
Menepis dugaan mie itu busuk, Xie memastikan kalau semua bahan-bahan pembuatan mie ada dalam kondisi segar dan dikirim setiap hari.
Unggahan komplain pelanggan mungkin membuat bisnis kuliner mie ini mendapat banyak komentar negatif dari banyak orang. Namun, Xie mengaku tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Ia merasa puas karena menerima ratusan pelanggan setiap harinya. Jadi, ia juga tidak bisa memaksa semua orang suka dengan mienya.
(aqr/adr)