3. Terinspirasi dari opor ayam
![]() |
Penyajiannya mirip, lontong Cap Go Meh memang dibuat dengan inspirasi dari opor ayam. Ada kisah menarik di balik hidangan ini, tepatnya pada abad ke-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, masyarakat China hidup rukun dengan umat Muslim. Masyarakat China melihat umat Muslim yang memiliki tradisi makan ketupat dan opor ayam saat lebaran.
Tradisi tersebut dikenal juga sebagai lebaran kupat, di mana hari ke-15 setelah lebaran Idul Fitri, masyarakat Jawa akan membuat ketupat dan opor ayam untuk dimakan bersama.
Dari itulah masyarakat China ikut membuat tradisi makan lontong berkuah santan yang disebut sebagai lontong Cap Go Meh, setelah beberapa hari merayakan Imlek.
4. Harus terisi penuh
Tak hanya kondimen dalam lontong Cap Go Meh saja yang memiliki filosofi, tetapi juga cara penyajiannya. Lontong Cap Go Meh harus disajikan dalam porsi yang penuh.
Dalam budaya China, menyantap lontong Cap Go Meh sama saja memohon doa untuk meminta rezeki yang melimpah. Penyajian penuh ini juga terinspirasi dari tradisi masyarakat Jawa.
Biasanya orang Jawa makan dan minum dalam porsi yang banyak sebagai bentuk rasa syukur dengan kenikmatan yang telah diberikan oleh Tuhan.
5. Perbedaan kondimen lontong Cap Go Meh
![]() |
Setiap daerah punya gaya penyajian lontong Cap Go Meh tersendiri. Hal ini berkaitan dengan isian apa saja yang disajikan di dalamnya.
Misalnya di Semarang yang biasanya dilengkapi dengan ayam. Tak jarang juga orang yang melengkapi dengan sate dan serundeng sebagai pelengkap.
Berbeda dengan di Surabaya, di mana lontong Cap Go Meh disajikan dengan tambahan telur dan bumbu petis. Sementara itu di Singkawang, biasanya daging ayam diganti dengan daging babi atau ikan laut.
Untuk membuat lontong Cap Go Meh, kamu bisa mengikuti resep ini.
Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(raf/adr)