3. Kopi Bubuk Tjap Kuda
Diproduksi di Kota Metro, Lampung ada kopi bubuk legendaris yang pertama kali diracik oleh pasutri keturunan China. Adalah Bong Kui Thiam dan Ibu Ahyuni yang mendirikan Kopi Tjap Kuda pada tahun 1970an.
Uniknya, berbeda dengan kopi khas Lampung lain Kopi Tjap Kuda justru memilih menggunakan biji kopi arabika lokal. Tak ada bahan tambahan maupun pengawet yang dimasukkan ke dalam kopinya.
Kemasannya pun begitu sederhana, hanya kertas cokelat dengan stempel berwarna biru yang ikonik. Pengemasannya mengandalkan staples untuk merekatkan kemasan di bagian atas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
4. Kopi Bubuk Pesagi
![]() |
Khususnya di Lampung Barat ada kopi yang ditanam di kaki gunung Pesagi. Kopi yang dihasilkan merupakan robusta lokal yang kemudian dikembangkan oleh para petani setempat.
Sampai akhirnya kopi-kopi yang dipanen tak hanya didistribusikan dalam bentuk green bean atau biji mentahnya saja, tapi juga ada Kopi Bubuk Cap Pesagi yang cukup terkenal bagi masyarakat Lampung.
Penjualan kopi bubuk ini diprediksi sudah ada sejak 1990an, tanpa diketahui kapan tepatnya kopi tersebut mulai diproduksi. Kemasannya masih menggunakan plastik sederhana dengan berbagai ukuran dan gambar gunung Pesagi sebagai logonya.
5. Kopi Klangenan
Anto, pria kelahiran Pringombodo pada tahun 1980 yang mendirikan Kopi Klangenan. Kopi asal Pringsewu, Lampung ini pertama kali dijual Anto pada tahun 2000.
Ia yang sempat merantau ke Jawa Timur belajar banyak ilmu bisnis melalui stan buku. Sampai akhirnya pada 2001 ia memantapkan komitmennya untuk memproduksi Kopi Klangenan dalam jumlah yang lebih besar.
Klangenan sendiri diambil dari istilah yang berarti ketagihan. Ia berharap bahwa racikan kopi yang dihasilkannya membuat banyak orang ketagihan dan mampu bersaing di pasaran
Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/adr)