Sudah ada sejak puluhan abad lalu, banyak kopitiam yang masih eksis sampai sekarang. Konon, kopitiam merupakan warisan budaya China di Asia Tenggara.
Penikmat kopi pasti tak asing dengan istilah kopitiam. Istilah 'kopitiam' merupakan perpaduan kata dari Bahasa Melayu dan Bahasa China dialek Amoy atau dialek Hokkien.
Kata 'tiam' adalah lafal dialek Hokkian yang artinya 'toko'. Jadi, kopitiam diartikan sebagai toko kopi. Kopitiam ini populer di Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, dan Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dan sadar atau tidak, kebanyakan kopitiam dikelola oleh keturunan China. Rupanya ada kisah di balik menjamurnya kopitiam legendaris milik masyarakat etnis China di Indonesia.
Dikutip dari National Geographic (31/04/21) berikut faktanya!
1. Kopitiam muncul sejak abad ke-20
![]() |
Kopitiam dapat dikatakan menjamur di Indonesia dan keberadaannya sudah ada sejak abad ke-20. Saat itu, mulai banyak kopitiam di Hindia Belanda, termasuk di daerah Pontianak dan Singkawang.
Biasanya daerah tersebut lebih akrab dengan istilah warung kopi atau kedai kopi. Menurut Johanes Herlijanto, pemerhati masyarakat China yang juga sinolog, penyebutan kopitiam berbeda-beda.
Itu tergantung dengan kepemilikannya. Jika dikelola oleh keturunan China kebanyakan disebut kopitiam, tetapi jika dikelola oleh non-China maka disebut kedai kopi.
2. Penyebutan kopitiam
Kecenderungan penamaan seperti itu terjadi di daerah Sumatera, seperti Medan, Pangkal Pinang, dan Belitung. Namun, ada yang menarik di daerah Singkawang, Kalimantan Barat.
Di Singkawang, kopitiam yang dikelola oleh orang keturunan China tetap dinamai sebagai warung kopi atau kedai kopi. Karena tidak ada orang Melayu di Singkawang yang membuka kedai kopi.
Mengingat mayoritas masyarakat Singkawang adalah etnis China. Kebanyakan warung kopi di Singkawang memakai nama pemiliknya, seperti Warung Kopi Acoy, Warung Kopi Apui, dan lainnya.
Fakta kopitiam ada di halaman selanjutnya.
3. Kopitiam tertua di Singkawang
![]() |
Di Singkawang banyak kopitiam legendaris. Salah satu yang tertua adalah Warung Kopi Nikmat yang berlokasi di Jalan Diponegoro. Warung kopi ini berdiri sejak 1930-an.
Kini, warung kopinya dikelola oleh generasi ke-4. Meskipun dikelola oleh keturunan Tionghoa, tetapi pelanggannya datang dari berbagai etnis.
Justru kebanyakan adalah orang Melayu. Mereka kedap ke warung kopi untuk sarapan, makan siang, atau bersantai di sore hari untuk sekadar ngopi.
Itulah mengapa di Singkawang lebih akrab dengan penyebutan warung kopi daripada kopitiam. Jadi, supaya lebih ramai di telinga pelanggan.
4. Kopi pancung yang ikonik di kopitiam
Salah satu yang ikonik adalah kopi pancung, kopi yang disajikan dalam cangkir dengan ketinggian hanya setengah dari tinggi cangkir.
Kata 'pancung' berasal dari 'pan' yang artinya setengah dan 'cung' yang artinya tengah. Selain kopi pancung, ada banyak menu kopi yang tersedia di kedai kopi.
Mulai dari kopi hitam pahit, kopi hitam manis, kopi susu, es kopi, dan teh. Untuk seduhan teh yang menjadi primadona adalah teh tarik, yakni teh yang diracik dengan gula dan susu.
5. Ciri khas kopitiam di Pontianak
![]() |
Lain Singkawang, lain pula Pontianak. Kopitiam di Pontianak kebanyakan lebih modern dan dilengkapi dengan fasilitas setara kopitiam di ibu kota.
Misalnya dilengkapi dengan wifi, tempat duduk yang nyaman, dan buka 24 jam. Beberapa kopitiam terkenal di Pontianak adalah Warung Kopi Winny dan Warung Kopi Aming.
Karena nyaman, kopitiam di sana menjadi tempat utama untuk berdiskusi, meeting soal bisnis, hingga perbincangan yang bersifat transaksional.
Johanes Herlijanto mengatakan bahwa kopitiam ini merupakan bentuk adaptasi orang China terhadap lingkungan sekitar.
Selain itu, juga merupakan bentuk sumbangsih orang CHINA terhadap khasanah kuliner di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia.
(raf/odi)