Kisah tragis dialami 21 orang ini usai menyantap pangsit kaki lima. Rupanya jajanan itu membuat mereka keracunan sampai ada yang nyawanya tidak tertolong.
Makanan yang dijual di pinggir jalan atau kaki lima memang kadang lebih menarik. Kreasinya lebih beragam dan tentu harganya jauh lebih murah. Namun, jangan sampai kenikmatan dan harga murah ini membuatmu abai dengan kebersihan dan keamanan makanan tersebut.
Meskipun enak, tetapi jajanan kaki lima seringkali dibuat menggunakan bahan yang kurang bagus. Proses pembuatannya juga kadang membahayakan, seperti digoreng dalam minyak bekas dan lain sebagainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menikmati makanan kaki lima sesekali mungkin tidak akan menimbulkan masalah. Namun, perlu diperhatikan juga keamanan serta proses penjual membuat hidangan tersebut.
Sebab jika tidak, bisa muncul risiko keracunan makanan yang pada titik terparah dapat membahayakan nyawa. Seperti kejadian tragis yang dialami oleh 21 orang ini.
Melansir Newsmeter (28/10/2024), dilaporkan 21 orang jatuh sakit usai memakan jajanan momo di sebuah warung pinggir jalan, bernama Delhi Hot Momos, di Nandi Nagar, Banjara Hills, India.
Momo merupakan dumpling atau sejenis pangsit khas Asia Selatan. Bisa disajikan dengan cara dikukus maupun digoreng dan terkadang ditambah MSG sebagai penguat rasa. Momo juga kerap dimakan dengan saus merah bernama saus chutney yang mirip sambal.
Jajanan ini memang seringkali dijual di warung pinggir jalan di India. Sayangnya, jajanan itu bisa membahayakan jika tidak terjamin kualitas dan keamanannya.
Usai 21 orang makan momo, mereka dilaporkan jatuh sakit dan mengalami sejumlah gejala, seperti muntah-muntah dan buang air besar.
![]() |
Mengalami gejala keracunan makanan, sebagian korban akhirnya mendatangi sejumlah rumah sakit di Banjara Hills. Sayangnya, ada salah satu korban yang mengalami kondisi sangat kritis.
Korban itu bernama Reshma Begum. Usai makan momo, kondisinya sangat memburuk. Ia lalu dipindahkan ke Nizam's Institute of Medical Sciences (NIMS), dan dinyatakan meninggal di sana.
Insiden mengerikan ini membuat para korban lantas mengajukan pengaduan ke polisi Banjara Hills. Keluarga korban juga mengklaim bahwa kondisi kesehatan para korban masih kritis.
Untuk mengetahui penyebabnya, banyak saksi dikumpulkan. Salah satunya Jakati Anjaneyulu yang melaporkan bahwa setiap Jumat, memang ada pasar sayur di Nandi Nagar, Banjara Hills.
Tampaknya di pasar itu tidak hanya ada penjual sayur atau bahan mentah, tetapi ada juga penjual jajanan kaki lima seperti momo.
Jakanti Anjaneyulu melaporkan jika kedua putri dan suami salah satu putrinya sempat pergi ke pasar sayur itu untuk makan momo. Setelah makan, mereka dilaporkan pulang ke rumah. Namun, anaknya yang paling besar mulai merasakan sakit di bagian perut. Diikuti dengan anak kedua dan suaminya yang juga mulai kesakitan dan mual.
Jakanti lantas membawa anak-anaknya pergi ke rumah sakit Apollo di Film Nagar. Setelah dilakukan pengecekan, dokter mengungkap jika mereka keracunan makanan.
Keluarga dari korban lain juga menceritakan hal serupa, dimana anggota keluarganya dirawat di Rumah Sakit Welcare di Banjara Hills karena keracunan makanan usai makan momo di Delhi Hot Momos.
Dalam laporan tersebut, Jakanti memohon agar pihak kepolisian mengambil tindakan tegas terhadap penjual dan pemilik kios makanan Delhi Hot Momos di Nandi Nagar.
Pihak kepolisian juga telah mendakwa penjual momo dan pemilik kios sesuai dengan peraturan yang mencakup sejumlah pasal.
Mulai dari pasal 274 atas pemalsuan makanan atau minuman yang dijual, pasal 275 atas penjualan makanan atau minuman berbahaya, 125 (a) atas tindakan yang membahayakan nyawa atau keselamatan pribadi orang lain, dan 3(5) atas tindakan kriminal oleh banyak orang untuk memajukan niat bersama.
Usai adanya laporan insiden ini, pihak Food Safety Official of Greater Hyderabad Municipal Corporation (GHMC) dengan bantuan Kepolisian Banjara Hills telah melacak lokasi pedagang kaki lima tersebut.
![]() |
Setelah ditelusuri lokasinya, mereka melakukan pemeriksaan dan mendapati bahwa tempat tersebut beroperasi tanpa lisensi resmi. Makanan yang disiapkan juga berada dalam kondisi tidak higienis.
Pihak Food Safety Official telah mengambil sampel bahan makanan yang ditemukan di lokasi tersebut. Mereka lalu mengirimnya ke Laboratorium Pangan Negara India untuk dianalisis. Namun, belum diketahui hasilnya.
Terlepas dari itu, sudah ada perintah yang dikeluarkan untuk menghentikan operasi bisnis yang memakan banyak korban ini. Selanjutnya, Food Safety Official GMHC juga telah mengirimkan surat kepada SHO (Inspektur Polisi) Banjara Hills untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut atas masalah tersebut.
(aqr/adr)