Omakase menjadi perbincangan hangat pekan lalu. Namun, tak semua restoran yang menyajikan omakase itu halal. Hal ini lantaran beberapa faktor, termasuk makanan yang disajikan.
Omakase dalam frasa bahasa Jepang adalah salah satu tata cara memesan makanan di restoran yang berarti mempercayakan kepada koki sepenuhnya. Biasanya, konsep ini dihadirkan pada beberapa restoran Jepang, termasuk yang menyajikan sushi.
Sayangnya, tak semua restoran omakase itu halal. Karena itu muslim patut mencermati jika ingin menikmati makanan dari restoran omakase.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa hal mempengaruhi kehalalan omakase dijelaskan oleh akun Instagram @halalcorner. Faktor yang memengaruhinya meliputi bumbu masak dan bahan makanan yang digunakan pada restoran omakase tersebut.
Konsep Omakase
![]() |
Dalam buku The Laws of Simplicity oleh John Maedan dan Iaman Britannica, omakase adalah istilah Jepang yang berarti 'Saya serahkan kepada Anda', seperti dikutip dari HalalCorner (23/10). Dalam hal ini, makanan yang disajikan semuanya diserahkan langsung ke chef dan pemesan harus mempercayakannya.
Pada konsep makan satu ini, chef biasanya menyiapkan bahan-bahan segar untuk kreasi makanannya. Penyajian makanan juga dibuat dengan tampilan sederhana, tetapi artistik.
Tempat makan pelanggan di restoran omakase juga biasanya langsung di hadapan chef. Karenanya, chef dapat berinteraksi langsung dengan pelanggan dalam menyajikan makanannya.
Menu yang ditawarkan biasanya kuliner Jepang. Sushi omakase salah satu yang populer dan bisa ditemui di beberapa restoran Jakarta. Meski sushi banyak terbuat dari seafood segar, namun ada beberapa bahan makanan yang membuat sushi tidak halal. Begitu juga dengan kuliner Jepang omakase lainnya.
Berikut faktor yang memengaruhi kehalalan omakase:
1. Bumbu Masak
![]() |
Bumbu masak Jepang identik dengan kandungan alkoholnya. Bumbu masakan itu di antaranya sake dan mirin. Keduanya digunakan hampir ke semua masakan Jepang.
Misalnya mirin, bumbu bercita rasa manis berupa anggur beras. Biasanya digunakan sebagai pengganti gula pada beberapa masakan dan campuran saus.
Nasi untuk sushi atau campurannya juga biasanya ditambahkan mirin. Namun, di Indonesia sudah ada beberapa rekomendasi sushi halal.
Sedangkan, sake adalah minuman alkohol khas Jepang yang terbuat dari fermentasi beras dan ragi beras. Biasanya untuk masakan yang digunakan adalah sake masak.
2. Bahan Makanan
Bahan makanan untuk disajikan di restoran omakase juga bisa menjadi faktor tidak halal. Sushi umumnya terbuat dari aneka seafood segar yang mana diketahui bahan makanan halal.
Namun, menu pendamping sushi di restoran omakase patut diperhatikan kehalalannya. Hidangan khas Jepang identik dengan penggunaan kaldu yang terbuat dari daging atau tulang hewan nonhalal. Misalnya, pada sajian ramen berkuah kaldu tonkotsu (babi).