Kunjungan Paus Fransiskus ke Jakarta menjadi momen tak terlupakan, termasuk untuk chef pribadi Paus Fransiskus selama di ibu kota. Begini cerita sang chef dalam menyajikan menu untuk tokoh agama Katolik tersebut.
Paus Fransiskus berada di Jakarta pada 3-6 September 2024. Ia menghadiri sejumlah agenda penting, mulai dari dialog dengan tokoh lintas agama sampai memimpin misa akbar di Gelora Bung Karno (GBK).
Segala hal mengenai Paus Fransiskus pun menarik perhatian, termasuk sosok yang menjadi chef pribadinya selama di Jakarta. Chef beruntung itu adalah chef kelahiran Roma, Italia yang ada di Jakarta, Roberto Fiorini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam temu media di Alba Ristorante (6/9/2024), chef Roberto yang merupakan Executive Chef Albagroup mengungkap pengalaman spesialnya dalam melayani Paus Fransiskus. Ia merasa sangat terhormat bisa melayani pemimpin gereja Katolik dunia tersebut.
"Ini adalah pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan, terutama karena Paus sangat dekat dengan kehidupan saya sejak kecil di Roma," katanya di depan awak media.
Chef Roberto mengungkap alasannya bisa terpilih sebagai chef pribadi Paus Fransiskus di Jakarta. "Ini berawal dari koneksi General Manager kami, Michele Carbotti. Sebelumnya kami sudah sering melayani untuk kedutaan besar, dan dari situ Paus Fransiskus memilih kami berdasarkan kriteria-kriteria tertentu."
Michele Carbotti yang turut hadir dalam temu media mengatakan ia melakukan kontak dengan perwakilan Vatikan dan pihak keamanan Paus Fransiskus untuk berkoordinasi. "Mereka memberi arahan mengenai apa yang bisa dimakan Paus Fransiskus," ujarnya.
Pelayanan dengan sentuhan personal
![]() |
Bagi Michele, pelayanan terhadap Paus Fransiskus menjadi hal yang amat diperhatikan. Ia menekankan pentingnya 'human touch' dalam hal ini.
"Saya bilang ke staf kalau pelayanan kita harus bagus, karena kalau makanan bisa subjektif soal selera. Namun pelayanan sangat principal dalam bisnis Food and Beverages (F&B). Kami memastikan Pope senang dengan pelayanan yang diberikan," ujar Michele.
Staf yang diterjunkan pun tak main-main. Menurut Michele, mereka memilih staf yang bahkan sudah pernah ke Vatikan 2-3 kali sehingga terbiasa dengan lingkungan yang dekat dengan Paus Fransiskus.
Sementara bagi chef Roberto, memilih staf yang membantunya di dapur juga dengan kriteria tambahan. "Semua staf bisa bantu masak, tapi yang disiplin dan komitmen itu yang saya pilih," ujarnya.
Ia yang bekerja dalam tim harus mempercayakan beberapa tugas masak ke chef lain. Misalnya untuk menangani pastry, ia memilih 2 orang. "Saya percaya mereka kasih yang terbaik," ujar chef Roberto.
Cerita chef Roberto dalam memilih menu untuk Paus Fransiskus ada di halaman selanjutnya.
Sajian makanan Italia simpel tapi penuh teknik
![]() |
Chef Roberto percaya diri dengan menu yang ia suguhkan selama Paus Fransiskus di Jakarta. "Saya sudah kerja dari usia 14 tahun. Jadi saya sudah tidak di tahap grogi karena sudah sering melakukan ini. Saya sangat senang," ujarnya.
Sebelumnya ia memang pernah menjadi chef pribadi untuk Raja Salman dari Arab Saudi. Chef Roberto juga berpengalaman kerja dengan chef-chef terkenal seperti Mauro Uliassi, Gordon Ramsay, Ferran Adria, dan Luis Andoni.
Dalam merencanakan menu Paus Fransiskus, ia bekerja sama dengan timnya. "Kita bikin beberapa menu simpel, tapi teknik (masaknya) tidak biasa. Beberapa menu ada yang dibuat lebih rumit, dan Paus Fransiskus suka itu."
Teknik yang dimaksud chef Roberto adalah teknik masak yang melibatkan proses panjang dan beberapa tahapan. Waktu yang dihabiskan tak hanya berjam-jam, tapi sampai beberapa hari dalam mengolah sebuah bahan makanan.
Misalnya bikin Cous-Cous secara tradisional dengan banyak langkah hingga habiskan 3 jam. Lalu dalam memproses hidangan lamb shoulder, bisa sampai 2 hari.
Menu-menu untuk Paus Fransiskus sejatinya menu yang biasa dibuat chef Roberto untuk Albagorup, tapi diberikan 'twist' agar lebih spesial. Beberapa di antaranya adalah Panne Della Memoria, Pappardelle Al Ragu D'Anatra, Crispy Pulled Lamb Shoulder dengan Cous-Cous, dan Tiramisu.
![]() |
Ditanya apakah menu-menu spesial untuk Paus Fransiskus akan disajikan di jaringan restoran Albagroup, chef Roberto mengelak. Sebab ia mengaku tidak pernah ingat dengan resep yang sama. Baginya resep terbaik adalah yang muncul pertama kali dalam memorinya.
Menyelesaikan tugasnya sebagai chef pribadi Paus Fransiskus selama di Jakarta, chef Roberto mengaku sangat lega. Kini dirinya merasa sangat 'ringan' setelah beban berat dipikulnya.
"Pas awal diberi tahu tugas ini saya merasa berat karena tanggung jawabnya besar. Bagi saya ini sebuah kehormatan besar. Walau sudah masak untuk banyak orang terkenal di dunia, tapi yang ini sangat spesial. Pope adalah orang spesial," tutup chef Roberto.