Ramen di Restoran Lebih Enak Dibanding Buatan Sendiri, Ini 7 Penyebabnya

Ramen di Restoran Lebih Enak Dibanding Buatan Sendiri, Ini 7 Penyebabnya

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Senin, 05 Agu 2024 18:00 WIB
Tips makan ramen di Jepang
Foto: Istimewa
Jakarta -

Penggemar ramen mungkin sering mendapati rasa menu favoritnya di restoran jauh lebih enak dibanding ramen buatan sendiri. Hal ini bukan kebetulan karena ada alasan di baliknya.

Ramen merupakan hidangan mie kuah asal Jepang yang popularitasnya kini mendunia. Ramen dinikmati di hampir seluruh negara karena cita rasa gurihnya sesuai selera universal.

Tak sedikit restoran Jepang hadir sebagai spesialis penyaji ramen. Semangkuk ramen buatan chef pun terasa nikmat sampai sendok terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenikmatan ini seolah berbanding terbalik dengan ramen buatan rumahan. Sering kali penggemar ramen bereksperimen membuat menu favoritnya sendiri, tapi rasanya berakhir kurang maksimal.

Mengutip Mashed (2/8/2024), ternyata ada 7 alasan mengapa ramen di restoran lebih enak dibanding buatan sendiri:

ADVERTISEMENT

1. Tare

Ramen buatan restoran lebih enak salah satunya karena pemakaian tare. Saus khas Jepang ini biasanya berbahan mirin, sake, dan pemanis seperti madu atau brown sugar. Tare kerap dipakai sebagai saus celupan untuk yakitori.

Cita rasanya yang manis khas juga memberikan aksen nikmat untuk ramen. Biasanya chef di restoran Jepang punya resep tare tersendiri yang mereka sesuaikan dan kembangkan secara bertahap dalam waktu lama. Hal inilah yang membuat profil rasanya sulit ditiru.

2. Mie homemade

cara pilih mie untuk bikin ramen di rumahFoto: Getty Images/iStockphoto

Hal penting lain yang membuat ramen di restoran lebih enak adalah karena mereka membuat mie homemade dari awal. Alhasil rasa, tekstur, dan kualitas mienya sulit ditandingi dengan mie instan.

Biasanya mie ramen yang fresh punya tekstur sangat lembut dan rasa 'buttery' yang nikmat. Kualitasnya tak perlu diragukan hingga membuat banyak pengunjung restoran ketagihan.

3. Telur

Semangkuk ramen terasa kurang enak tanpa telur. Di restoran, chef membuat telur dengan serius sebagai toppingnya. Telur ini direbus dengan teknik hingga menghasilkan putih yang agak keras, tapi kuningnya tetap lembut dan lumer seperti custard.

Lalu chef kerap memarinasi telur ramen. Mereka biasanya merendam dulu telur di larutan kecap asin manis untuk menghasilkan rasa yang nikmat. Proses marinasinya panjang, bisa sampai satu hari!

4. Kaldu segar buatan sendiri

Wah! Tulang Babi untuk Kaldu Ramen Bisa Atasi Limbah NuklirFoto: Getty Images/iStockphoto/billnoll

Selain mie buatan sendiri (homemade), chef di restoran juga membuat kaldu segar dan kaya rasa yang sulit ditiru oleh chef rumahan. Seperti diketahui, kaldu punya peran penting untuk menentukan kenikmatan rasa ramen.

Biasanya chef merebus bahan kaldu perlahan dalam waktu lama dengan bahan mengandung kolagen. Kolagen adalah protein yang ditemukan dalam tulang dan jaringan ikat. Bisa didapat dari merebus tulang sapi, ceker ayam, dan lain sebagainya. Kolagen membuat kaldu ramen terasa gurih, lembut, dan nikmat.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

5. Dipanaskan dengan blowtorch

Ketersediaan alat masak yang maksimal juga membuat ramen di restoran lebih enak. Salah satunya tercermin dari penggunaan blowtorch. Alat penyemprot api ini bisa membuat rasa topping daging ramen lebih enak.

Misalnya potongan chashu yang lembut setelah direbus, bakal terasa lebih smoky dan sedap setelah permukaannya dipanaskan sebentar menggunakan blowtorch. Teksturnya juga jadi lebih istimewa dengan teknik pembakaran tepat yang dikuasai oleh chef.

6. Bahan terbaik

Delicious Japanese chashu ramen with boiled egg and vegetable.Foto: Mashed

Tak bisa dipungkiri kalau restoran kerap menggunakan bahan-bahan terbaik untuk membuat semangkuk ramen. Hal inilah yang membuat kualitas ramen mereka jauh lebih enak.

Pada daging, contohnya, restoran umumnya sudah punya jaringan ke distributor daging berkualitas. Mereka dapat menyuplai daging yang fresh dan punya kualitas jempolan sehingga rasanya bakal lebih enak.

7. Manajemen waktu

Manajemen waktu di dapur restoran yang sudah teratur juga berkontribusi pada kenikmatan semangkuk ramen. Chef dan timnya sudah tahu betul berapa lama waktu merebus mie, memasak kaldu, hingga merebus daging.

Semuanya dikerjakan dengan cermat hingga bisa menyajikan satu mangkuk ramen dalam durasi yang tepat untuk para tamu. Karenanya tak ada lagi masalah mie terlalu lembek karena terlalu lama direbus menunggu topping daging matang.

(adr/odi)

Hide Ads