Tempat Makan Tradisional yang Bikin Betah Biasanya Punya 5 Ciri Ini

Tempat Makan 'Homey' & Tradisional

Tempat Makan Tradisional yang Bikin Betah Biasanya Punya 5 Ciri Ini

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Jumat, 31 Mei 2024 15:00 WIB
Joglo Nusantara: Makan Mi Lethek dan Nasi Liwet di β€˜Hutan’ Pinggir Situ Pengasinan
Foto: detikfood
Jakarta -

Selain restoran modern dan kafe kekinian, banyak orang kini juga mengincar tempat makan homey tradisional. Suguhan menu klasik hingga nuansa yang ditawarkan bisa bikin nostalgia!

Kegiatan makan di luar menjadi salah satu yang paling ditunggu-tunggu setiap orang, terutama ketika akhir pekan. Mereka bisa menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga dan sahabat sambil makan enak.

Pilihan tempat makan yang belakangan banyak digandrungi adalah yang berkonsep homey dan tradisional. Artinya, pengunjung bisa seolah kembali ke kampung, merasa nyaman seperti di rumah, hingga menikmati ragam menu tradisional menggugah selera.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tempat makan dengan konsep seperti ini pun sudah banyak hadir di Jakarta dan kota-kota sekitarnya. Banyak tempat makan itu juga berakhir viral karena keunikan konsep dan kelezatan menu yang ditawarkan.

Dari sekian banyak tempat makan homey dan tradisional, biasanya mereka menghadirkan 5 ciri berikut yang bikin pengunjung betah:

ADVERTISEMENT

1. Pakai bangunan joglo

Salah satu ciri utama tempat makan tradisional bisa dilihat dari bangunannya. Umumnya pemilik menghadirkan rumah joglo atau limasan yang memberi kesan tradisional kuat.

Tak jarang pemilik akan menambahkan unsur kata 'Joglo' dalam nama tempat makannya agar semakin mudah dikenali orang. Bangunan joglo ini sering kali diboyong langsung dari daerah Jawa agar terkesan lebih autentik.

Salah satunya Rumah Tjempaka di Depok yang punya rumah limasan berusia 300 tahun. Limasan tersebut bahkan dibawa dari Pati ke Depok. Pemilik juga menghadirkan unsur tradisional lain seperti kehadiran tegel 'jadul', gebyok kayu, hingga lampu gantung.

2. Ada saung untuk makan dan mancing

Saung Apung Napak Sancang, restoran apung di tengah danau Cililin-Bandung Barat. Cocok untuk tempat kumpul bersama keluarga sambil makan ikan nila bakar.Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari

Selain bangunan joglo atau limasan, ciri lain dari mayoritas tempat makan tradisional adalah kehadiran saung dan kolam. Saung ditujukan sebagai area makan privat yang bisa dipakai bersama rombongan cukup besar.

Sering kali saung-saung juga didirikan di atas area kolam yang menambah kesan tradisional. Bahkan ada yang menawarkan fasilitas memancing untuk pengunjung.

Biasanya kehadiran kolam sekaligus menghadirkan gemericik suara air yang justru dicari pengunjung. Banyak tempat makan dengan konsep saung di Jakarta, Depok, Bekasi, hingga Bogor yang begitu terkenal.

3. Lokasi tersembunyi

Saat mencari tempat makan homey dan tradisional, sering kali pengunjung harus ekstra mencari titik alamatnya karena lokasi yang tersembunyi. Melewati gang, kebun, bahkan kuburan harus dilakoni demi mencapai tempat makan enak!

Salah satunya pengalaman jika datang ke Warung Tuman yang terkenal di kawasan Ciater, BSD. Pengunjung harus melewati jalan kecil dan menanjak demi sampai ke area rumah makan yang sangat asri dengan konsep kebun ini.

Lalu jika kamu menyambangi Joglo Nusantara di Depok, maka harus melewati jalan yang mengarah pada situ Pengasinan di Sawangan yang cukup tersembunyi. Namun semua bakal terbayarkan begitu melihat bangunan Joglo dengan suasana 'hutan' di samping situ yang asyik buat bersantai.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

4. Sajikan makanan lokal

Rumah Makan Saung KabogohFoto: detikcom/Riska Fitria

Membahas ciri tempat makan homey tentu tak bisa melewatkan menu yang disajikan. Biasanya pemilik menawarkan makanan lokal dan tradisional yang punya banyak penggemar karena rasanya enak.

Salah satu yang banyak disajikan adalah telur dadar yang digoreng dadakan. Telur memiliki tekstur garing dan rasa gurih yang dianggap cocok menemani beragam lauk pauk dan sayur.

Lalu pilihan lauk utama bukan hanya ayam, melainkan ikan. Banyak ikan sungai seperti wader, mas, dan nila diolah dengan beragam bumbu. Sebagai penutup, biasanya 'dessert' lokal seperti pisang goreng dan serabi selalu jadi incaran.

5. Harga terjangkau

Mengajak pengunjung kembali ke kampung, maka umumnya tempat makan tradisional masih mematok harga terjangkau untuk menu-menunya. Biasanya tak lebih dari Rp 20 ribu untuk seporsi lauk utama.

Jika mengajak rombongan pun, tagihan tidak akan terlalu membengkak. Mereka bisa memilih aneka makanan yang disajikan prasmanan dengan harga murah meriah.

Jangan lupa siapkan uang tunai sebagai upaya jaga-jaga jika tempat makan tradisional tidak memiliki mesin pembayaran nontunai.

Halaman 2 dari 2
(adr/odi)

Hide Ads