Permintaan kopi semakin meningkat, sementara lahan tanaman kopi di dunia semakin menyempit. Kehadiran kopi tanpa biji diperkirakan jadi alternatif ramah lingkungan.
Kopi merupakan minuman populer di dunia. Maka tak heran jika kopi termasuk komoditas terbesar di dunia. Permintaannya pun selalu meningkat setiap tahunnya.
Menurut Databoks (06/07/23) Indonesia tercatat sebagai negara penghasil kopi terbesar ke-3 di dunia dan telah memproduksi kopi sebanyak 11,85 juta kantong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun sayang, permintaan kopi yang terus meningkat tersebut tidak seimbang dengan lahan perkebunan kopi yang justru menyempit setiap tahunnya.
Karenanya ilmuwan mencoba menciptakan 'beanless coffee' atau kopi tanpa biji yang bisa jadi alternatif untuk masa depan. Berikut fakta-faktanya!
1. Masalah kopi dan perubahan iklim
![]() |
Lingkungan dan iklim sangat mempengaruhi tanaman kopi. Untuk mendapatkan biji kopi yang berkualitas, dibutuhkan tanah yang subur dengan iklim yang sejuk.
Dikutip dari Impakter (16/10/23) jika iklim tempat menanam terlalu panas, maka biji kopi yang tumbuh akan cepat matang. Kondisi ini bisa menurunkan kualitasnya.
"Memproduksi kopi ini bisa memicu deforestasi yang cukup mengkhawatirkan," tutur Andy Kleitch selaku CEO dan co-founder Atomo.
Atomo sendiri merupakan perusahaan yang menciptakan kopi tanpa biji. Kopi tanpa biji inilah yang diharapkan menjadi solusi lahan kopi yang semakin berkurang.
2. Proses pembuatan kopi tanpa biji
![]() |
Kopi tanpa biji ini dibuat dengan menggunakan bioteknologi dari pertanian konvensional. Metode itu dibuat untuk menghasilkan kafein tanpa menggunakan biji kopi.
Jadi, bahan yang digunakan berupa sampah makanan, seperti biji kurma, lemon, dan pepaya yang kemudian diekstrak untuk menghasilkan rasa dan efek yang sama dengan kafein pada kopi.
Para ilmuwan mengklaim bahwa struktur molekulnya berusaha dibuat persis seperti kopi. Hanya saja karakternya akan dibuat lebih lembut dengan sentuhan rasa yang tidak terlalu pahit.
Selain itu, bahan-bahan yang dapat digunakan untuk membuat kopi tanpa biji ini adalah biji bunga matahari, kacang polong, jambu biji, hingga soda kue.
3. Ramah lingkungan
![]() |
Metode membuat kopi tanpa biji ini diklaim lebih ramah lingkungan. Prosesnya menggunakan 94% jumlah air yang lebih sedikit dan menghasilkan 93% emisi karbon yang lebih rendah.
Selain itu, produk kopi tanpa biji ini juga dibuat untuk menghadirkan kopi dengan dampak negatif yang lebih rendah dibandingkan produksi biji kopi secara tradisional.
Metode ini pun telah mendapat dukungan para investor. Tercatat sebanyak sekitar Rp 630 miliar telah terkumpul untuk mendanai pengembangan kopi tanpa biji kopi ini.
Simak Video "Video: Sensasi Nyeduh Kopi Langsung dari Kebun di Puncak Gunung Muria"
[Gambas:Video 20detik]
(raf/odi)