Ikuti Selera Gen Z, Pensiunan Bankir Ini Sukses Selamatkan Kopitiam

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Kamis, 04 Jan 2024 16:00 WIB
Foto: Business Insider
Jakarta -

Pria pensiunan bankir ini coba membangkitkan bisnis kopitiam tradisional. Kunci suksesnya ternyata ada pada langkah menyesuaikan keinginan para Gen Z kini. Begini kisahnya!

Woon Tek Seng adalah pria asal Singapura yang sebelumnya sukses berkarir di bank atau disebut bankir. Setelah pensiun, ia coba melanjutkan hidupnya dengan mengembangkan bisnis kopitiam tradisional Singapura yang hampir tutup.

Bukan tanpa alasan dia memilih kopitiam. Sebagai imigran dari Hainan, China, masa lalu Woon Tek Seng sekitar tahun 1950-an memang lekat dengan kopitiam. Selama 40 tahun, ia mengunjungi kopitiam yang sama setiap hari.

Sayangnya pada 1992, Woong mendapati kabar kalau pemilik kopitiam bernama Kheng Hoe Heng bakal menutup bisnisnya. Woon menjadi sedih karena ia akan kehilangan tempat berikut menu favoritnya.

Woon Tek Seng mengambil alih usaha kopitiam yang kemudian dinamai Killiney Kopitiam. Foto: Business Insider

Ia yang baru saja menjadi pensiunan pun terpikir untuk menyelamatkan kopitiam tersebut. Ia membeli usaha tersebut dan 30 tahun kemudian, usaha bernama Killiney Kopitiam ini dikenal sebagai salah satu jaringan kopitiam sukses di Singapura.

Mengutip Business Insider (1/1/2024), jumlah kopitiam di Singapura saat ini sebenarnya jauh berkurang dibandingkan tahun 1950-an. Dahulu pada masa itu, ada lebih dari 2.000 kopitiam di penjuru Singapura.

Namun kini, menurut Singapore's Housing Development Board jumlah kopitiam di Singapura tinggal 776. Atas hal ini, Woon bilang, "Kami coba mempertahankan standar kopi jadi orang-orang bisa kembali lagi kapan saja."

Gerai pertama Killiney Kopitiam berada di 67 Killiney Road. Lokasi ini terbilang strategis karena ada di jantung Orchard, kawasan belanja terkenal di negeri Singa.

Woon masih mempertahankan bangunan asli tersebut. Ia dikabarkan telah membelinya dulu dan harganya saat ini sudah menjadi jauh lebih mahal.

Di Killiney Kopitiam, secangkir kopi dijual mulai dari SGD 2 atau sekitar Rp 23 ribu. Harga ini sedikit lebih mahal karena kopitiam lain biasanya menawarkan harga SGD 1.2 atau sekitar Rp 14 ribuan.

Untuk menu lainnya, sama seperti di kopitiam lain, Killiney Kopitiam menyajikan roti panggang selai srikaya dan telur rebus. Paket sarapan populer ini dibanderol SGD 8 (Rp 93 ribu) di Killiney Kopitiam.

Menu sarapan khas kopitiam dengan roti panggang dan telur. Foto: Business Insider

Berbicara mengenai bisnisnya yang masih menarik minat Gen Z dan anak muda, Woon mengaku ia memang menyesuaikan sekaligus mendengarkan keinginan mereka. Salah satunya dengan menghadirkan rasa 'kekinian' seperti matcha dan milk tea.

"Ini menggabungkan tradisi dan tren," kata Henry Oh, general manager Killiney Kopitiam. Pihaknya pun tetap mempertahankan unsur-unsur tradisional kopitiam sehingga juga menarik minat para wisatawan.

Killiney Kopitiam ingin mempertahankan budaya kopitiam di Singapura. Foto: Business Insider

Namun tak bisa dipungkiri bisnis kopitiam di Singapura kini terbilang sekarat. Pasalnya mereka bersaing dengan jaringan coffee shop internasional seperti Starbucks dan The Coffee Bean and Tea Leaf.

Tien Yuan, keponakan Woon, saat ini menjadi direktur perusahaan Killiney Kopitiam. Ia mengatakan tujuannya adalah mengembangkan bisnis sambil tetap mempertahankan budaya kopitiam yang sesungguhnya.

Ketika Woon bersiap untuk pensiun, dia berharap Killiney Kopitiam akan menjadi warisan abadi. "Ini sangat sulit, tapi kami telah membangun nama untuk kopi Singapura dan membuat kopitiam kembali populer," tutup Woon.




(adr/odi)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork