Jadi Pelayan Resto Sehari, Wanita Ini Bilang Kelelahan Hampir Tak Bisa Gerak

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Jumat, 03 Nov 2023 18:30 WIB
Foto: douyin | 女博士 GiGi 在大马 via World of Buzz
Jakarta -

Seorang ekspatriat asal China coba menjadi pelayan restoran selama 1 hari. Ia mendapatkan upah dan mengungkapkan pengalamannya yang melelahkan.

Bekerja di industri makanan dan minuman tidaklah mudah kecuali seseorang sudah menempati posisi yang tinggi atau di bagian manajerial. Beda halnya dengan pekerja di lapangan seperti pelayan restoran.

Mereka kerap banting tulang melayani pengunjung yang membludak, terutama saat akhir pekan atau hari libur nasional. Pasalnya dua waktu ini merupakan waktu-waktu kunjungan paling ramai di restoran.

GiGi mencoba jadi pelayan restoran sehari di Kuala Lumpur. Foto: douyin | 女博士 GiGi 在大马 via World of Buzz

Hal ini rupanya membangkitkan rasa penasaran ekspatriat China di Malaysia bernama GiGi. Seperti diberitakan World of Buzz (30/10/2023), ia mencoba jadi pelayan restoran sehari untuk mengetahui seperti apa rasanya.

Ia bekerja di sebuah restoran di Kuala Lumpur. GiGi lalu menceritakan pengalamannya lewat unggahan di Douyin. Ia mengatakan, "Biaya hidup di Malaysia sangatlah tinggi, tapi gajinya rendah."

Pada hari pertama kerja, GiGi sampai ke restoran pukul 11 siang dan dia sudah memiliki banyak tugas. Pekerjaan bersih-bersih ternyata tidak ada apa-apanya dibanding tugas menghafal dan memahami lebih dari 200 menu di restoran.

GiGi mempelajari berbagai hal saat coba menjadi pelayan resto. Foto: douyin | 女博士 GiGi 在大马 via World of Buzz

Tepat sebelum restoran beroperasi pukul 12 siang, manajer restoran mengajarkan GiGi bagaimana cara menyambut dan menyapa tamu. GiGi pun berkesempatan melayani kelompok pengunjung pertama yang datang ke restoran.

Ia membawakan buku menu dan menyajikan teh panas. GiGi juga menghidangkan berbagai makanan yang dipesan oleh kelompok pengunjung tersebut.

Berdasarkan video yang diunggahnya, GiGi terlihat berinisiatif untuk belajar lebih banyak meski bukan seorang pegawai tetap di restoran. Ia mengamati bagaimana cara bosnya melayani pesanan dari sekelompok pengunjung dan coba menirunya.

Di penghujung hari, GiGi memberi tahu kalau ia mendapat upah RM 100 atau sekitar Rp 333 ribu. GiGi menyelesaikan pekerjaannya sekitar pukul 23.30. Itu berarti melibatkan lebih dari 12 jam kerja, di luar waktu istirahat makan siang.

"Pekerjaan ini sangat melelahkan, saya hampir tidak dapat bergerak di malam hari," tulisnya. Meski begitu, GiGi mengakui bahwa setiap pekerjaan memiliki tantangan tersendiri dan melelahkan.

GiGi menerima upah sekitar Rp 300 ribuan sehari saat menjadi pelayan resto. Foto: douyin | 女博士 GiGi 在大马 via World of Buzz

Melihat unggahan GiGi, netizen memberikan reaksi beragam. Beberapa menyebut upah yang diterima GiGi terlalu besar untuk restoran di Malaysia. Namun sebagian netizen menyebut jumlah itu justru terlalu kecil.

"Upah itu sejujurnya terlalu kecil. Mereka yang tinggal di Johor Baru biasanya lebih memilih kerja di Singapura untuk dapat bayaran yang lebih besar," kata seorang netizen.

"RM 100 per hari sebenarnya tidak begitu banyak. Soalnya tidak mudah menjadi pelayan resto dan melelahkan. Saya pernah jadi pelayan dan chef dan secara umum, kedua profesi ini tidak mudah. Sebagai pelanggan, saya jarang marah ke pelayan kecuali mereka melakukan kesalahan besar. Saya memberikan mereka tips kadang-kadang," tulis netizen lain.

Sebelum GiGi, lelahnya pekerjaan sebagai pelayan resto pernah dirasakan seorang wanita di Malaysia. Dia tidak seberuntung GiGi karena upahnya hanya RM 35 atau sekitar Rp 114 ribu saja.



Simak Video "Video: 3 Rekomendasi Restoran Indonesia di Berlin"

(adr/odi)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork