Martabak Bangka di Depan Gereja Ayam Ini Jadi Favorit Sejak 1980an

Manis Legit Martabak Legendaris

Martabak Bangka di Depan Gereja Ayam Ini Jadi Favorit Sejak 1980an

Info Kuliner - detikFood
Minggu, 15 Okt 2023 12:00 WIB
img-alt
Diah Afrilian
4
β€œAdoanan martabak legendaris ini kneyal dan padat, kucuran toppingnya juga melimpah ruah.” - dfl
Jakarta -

Martabak Bangka kaki lima di kawasan Pasar Baru ini populer sejak 1980an. Ciri khas daun pisang untuk membungkus martabak dipertahankan hingga dua generasi.

Sebagai kuliner peranakan Chinese, ada banyak penjual martabak legendaris di Jakarta. Sebagian besar penjualnya bahkan berasal dari Bangka Belitung yang dikenal sebagai kampung halaman martabak manis.

Di kawasan Pasar Baru juga ada sebuah tempat martabak yang eksis sejak puluhan tahun lalu. Dikelola secara turun temurun semuanya masih dipertahankan sesuai pertama kali beroperasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mulai dari cara menjajakan yang masih dengan gerobak sederhana, adonan, cara pengemasan, hingga sistem pembayarannya. Mendatangi Martabak Rudy yang ada di Jalan Samanhudi, detikfood mencicipi langsung legit martabak yang telah berjualan sejak 1980an ini.

Detail Informasi
Nama Tempat MakanMartabak Rudy
AlamatJalan K.H Samanhudi No.14, Pasar Baru, Jakarta Pusat (Depan Gereja Ayam)
No Telp081585580347
Jam OperasionalSenin-Minggu, 16.00 - 23.00 WIB
Estimasi HargaRp 45.000 - Rp 92.000
Tipe KulinerTradisional
Fasilitas
  • Bawa pulang
  • Pesan online
  • Area parkir sementara
  • dll
Martabak Bangka di Depan Gereja Ayam Ini Jadi Favorit Sejak 1980anUntuk menghasilkan martabak yang besar dan tebal, wajan berukuran 26-28 centimeter digunakan oleh Martabak Rudy. Foto: detikcom

Adonan yang tebal dan besar

Identik dengan cara pembuatan adonan dengan martabak legendaris lainnya, semua bahan di Martabak Rudy tak dicampur jadi satu. Sebuah ember besar berisi larutan tepung dan air menjadi bahan dasar yang nantinya akan ditambah beberapa bahan lagi.

ADVERTISEMENT

Saat ada yang memesan sebagian adonan akan diambil dan kembali diaduk dengan mixer dengan tambahan telur ayam juga soda kue. Untuk memasak adonannya yang sudah mengembang sempurna ada wajan khusus yang berbeda dengan martabak manis lainnya.

Menurut Katimin, salah satu pekerja yang paling lama di Martabak Rudy, wajan berdiameter 26-28 centimeter digunakan di sini. Hasilnya adonan martabak jadi lebih lebar dengan ketebalan 1-1,5 centimeter.

Sarang yang terbentuk pada adonan kue martabaknya juga tampak tinggi. Ciri khas adonan martabak di sini memiliki tekstur yang lembut dan kenyal tetapi padat di bagian tengahnya.

Bungkus daun pisang mempertahankan tekstur martabak

Martabak Bangka di Depan Gereja Ayam Ini Jadi Favorit Sejak 1980anCiri khas martabak ini menggunakan daun pisang untuk melapisi kemasan kardusnya. Foto: detikcom

Ciri khas penyajian martabak manis ada pada olesan mentega yang melimpah setelah adonan matang. Olesan mentega ini yang membuat martabak seolah memberikan sentuhan meleleh di dalam lidah.

Untuk mempertahankan tekstur lembut dan mencegah adonannya kering, ada cara khusus yang dilakukan Martabak Rudy. Bagian kardusnya dilapisi dengan daun pisang baik di bagian bawah maupun di bagian atas.

Biasanya martabak manis biasa hanya akan dilapisi dengan potongan kertas pembungkus makanan saja. Lapisan daun pisang juga menjaga aroma martabak tidak bercampur dengan aroma kardus kemasan.

Topping klasik martabak yang jadi favorit di sini ada di halaman berikutnya.

Topping klasik jadi favorit

Martabak Bangka di Depan Gereja Ayam Ini Jadi Favorit Sejak 1980anTopping klasik dengan taburan cokelat, kacang, meises dan kental manis jadi favorit pelanggan. Foto: detikcom

Martabak Rudy tidak pernah menyediakan topping kekinian. Hanya ada pilihan topping klasik seperti manis, keju, polos, dan pisang pada menunya.

Menu pertama yang kami pesan ada Manis (Wisman) seharga Rp 75.000. Katimin yang bertugas mengoleskan mentega menyendoknya dalam jumlah yang banyak dan langsung meratakan ke seluruh permukaan adonan martabak.

Taburan kacang dengan cincangan kasar, cokelat meises dan wijennya melimpah ruang ketika potongan martabak diangkat dari kardusnya. Komposisi untuk taburan menu topping manis didominasi oleh cokelat mesesnya.

Selain menu topping manis, kami juga memesan topping keju seharga Rp 77.000. Dua potong keju berbentuk kotak kira-kira 3-5 centimeter digunakan untuk menutupi permukaan martabaknya.

Menggunakan keju cheddar yang dikucuri susu, menu ini dapat menjadi alternatif bagi pelanggan yang kurang suka manis. Bagi pecinta keju tampaknya akan menyukai topping keju di Martabak Rudy.

Mempertahankan cara masak tradisional

Martabak Bangka di Depan Gereja Ayam Ini Jadi Favorit Sejak 1980anSemua proses produksinya dilakukan sesuai dengan standar pertama kali kedai ini buka. Foto: detikcom

Penjual martabak yang beroperasi tepat di trotoar depan Gereja Ayam, Pasar Baru, Jakarta Pusat ini masih mempertahankan resep tradisionalnya. Hal ini dibenarkan oleh beberapa pekerja yang konon semua cara membuat martabak masih sesuai dengan pertama kali mereka buka.

Mulai dari wajan, kompor, proses pemasakan, dan tahapan untuk membuat martabak dilakukan sesuai dengan alur yang diajarkan oleh pemilik Martabak Rudy. Martabak ini sebenarnya bisa dipesan melalui pemesanan online tetapi untuk pembayaran pembelian langsung Martabak Rudy hanya menerima uang tunai.

Tak ada pembayaran via QRIS, debit, atau pembayaran online lainnya. Menurut pekerja yang menjaga di bagian kasir, sejak buka hingga sekarang mereka memang tidak menyiapkan pembayaran selain tunai.

Jadi, untuk detikers yang penasaran mencobanya harus menyiapkan uang tunai yang cukup sebelum memesan ya!

Halaman 2 dari 2
(dfl/adr)

Hide Ads