.webp)
Seorang pelanggan melayangkan kekesalannya setelah diminta biaya tambahan untuk cabai rawit. Ia mengaku kesal dan menyebut para penjual kini terlalu pelit.
Inflasi harga yang terus melonjak membuat para penjual harus memutar otak menentukan harga jualnya. Tak sedikit penjual yang akhirnya menaikkan harga hingga meminta bayaran tambahan untuk beberapa komponen pendamping.
Sayangnya tidak sedikit juga pelanggan yang tak mengerti hingga akhirnya merasa kesal. Berbagai keluhan di internet disampaikan oleh pelanggan yang kesal lantaran ditagih biaya tambahan untuk makanannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya seperti keluhan seorang pelanggan usai diminta membayar cabai rawit tambahan. Ia melaporkan kepada Stomp (2/8) dan menyebut pemilik kedai terlalu mencari untung.
Baca juga: Nyamm! Lembutnya Roti Sisir Klasik Isian Unik yang Sedang Viral
 Menyambangi sebuah kedai, ada pelanggan yang merasa kesal usai ditagih bayar lebih. Foto: Stomp |
"Aku sudah makan bihun goreng bertahun-tahun dan ini pertama kalinya aku disuruh membayar Rp 3.000 untuk cabai rawit. Ini hanya cabai rawit berwarna hijau yang kecil. Biasanya para penjual lain akan memberikan gratis untuk pelanggannya," ungkap pelanggan bernama Lee.
Lee menyebutkan kejadian yang mengecewakan untuknya dialami ketika makan di sebuah kedai sederhana. Kedai tersebut merupakan bagian dari kantin di Block 823A Tampines Street 81, Singapura.
Lee yang datang ke sana sekitar pukul 08.00 waktu setempat merasa seperti ditipu setelah disuruh membayar cabai rawit. Ia lebih lanjut menyebutkan kedai seperti itu harusnya dikenakan denda atau hukuman.
"Contoh lainnya, misalnya kamu sedang makan nasi lemak dan ketika meminta cabai kamu ditagih bayaran lagi, bagaimana rasanya?" lanjut Lee.
 Ia diminta Rp 3.000 untuk tambahan cabai rawit. Foto: Stomp |
Tak hanya berhenti pada cabai rawit, Lee juga mengomentari porsi makanan yang kini semakin kecil. Ketika ia makan bihun goreng yang sama pada 2020, ia merasa ada penurunan porsi dengan harga yang terus meningkat.
Lee juga mengaku dirinya tak nyaman dengan budaya baru untuk merapikan meja sendiri. Beberapa tahun terakhir di kantin-kanting Singapura para pelanggan diarahkan untuk mengembalikan wadah dan membereskan bekas makanannya sendiri.
Tetapi Lee menyayangkan tak ada petugas yang membersihkan meja setelah digunakan orang lain sebelum digunakan pelanggan lainnya. Mengelap meja dari bekas makanan atau cipratan kuah yang tumpah dianggap Lee juga penting dilakukan oleh petugas khusus yang menangani hal tersebut.
Sebelum keluhan atas biaya tambahan yang tinggi dengan pelayanan yang minim dari Lee, ternyata ada pelanggan lain yang mengeluhkan hal yang sama. Ia yang meminta saus sambal kemasan kesal setelah ditagih Rp 1.000.
(dfl/odi)
KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN