Setiap tahunnya, Hari Cokelat Sedunia atau World Chocolate Day diperingati pada 7 Juli. Makanan yang berasal dari biji kakao ini juga dikenal sebagai salah satu komoditas dengan nilai perdagangan paling tinggi di dunia.
Dikutip dari laman Kementerian Perindustrian RI (Kemenperin), Indonesia merupakan negara dengan industri pengolahan cokelat ketiga terbesar di dunia, setelah Belanda dan Pantai Gading.
Industri cokelat artisan atau cokelat buatan tangan di Indonesia tercatat menghasilkan 1.242 ton cokelat olahan per tahun dengan market share sebesar 1,3 persen dari konsumsi cokelat dalam negeri. Cokelat artisan berpeluang mengisi market share 10 persen bahkan lebih di Indonesia.
"Kolaborasi seluruh pihak sangat dibutuhkan untuk mendorong kemajuan industri cokelat tanah air. Tokopedia pun terus memberi panggung bagi pelaku usaha lokal makanan dan minuman termasuk cokelat melalui kampanye Tokopedia NYAM! agar lebih mudah dijangkau masyarakat di 99% kecamatan di Indonesia," kata Category Development Senior Lead Tokopedia Sherine Pranata, dalam keterangan resmi yang diterima detikcom, Selasa (4/7/2023).
Sherine menyebut, antusiasme masyarakat terhadap cokelat meningkat dengan rata-rata kenaikan pembelian lebih dua kali lipat di Tokopedia. Adapun daerah-daerah yang memiliki peningkatan tertinggi jumlah pembeli cokelat di antaranya Pidie (Aceh), Tapanuli Tengah (Sumatra Utara), Mesuji (Lampung), Bangli (Bali) dan Kepulauan Talaud (Sulawesi Utara).
"Di sisi lain, Pidie, Tapanuli Tengah, Bangli, Sabu Rajiua (Nusa Tenggara Timur) dan Raja Ampat (Papua Barat) menjadi beberapa daerah dengan kenaikan tertinggi jumlah transaksi cokelat di Tokopedia, dengan rata-rata peningkatan lebih dari 3 kali lipat," tambahnya.
Tokopedia NYAM! juga membawa dampak positif bagi pelaku usaha cokelat di Indonesia termasuk UMKM, seperti Krakakoa (Lampung) dan Falala Chocolate (Bali).
UMKM Tokopedia 'Krakakoa' Usung Cokelat 100% dari Petani Lokal
Awalnya, Founder Krakakoa Sabrina Mustopo, mengaku tidak tahu menahu tentang industri cokelat. Namun, situasi berubah sejak dirinya membaca laporan tentang statistik industri cokelat di Indonesia.
"Saya kaget melihat angka produksi kakao di Indonesia makin turun, pendapatan petani cokelat minim dan kualitas cokelat pun menurun. Dari keadaan ini, ada peluang yang sangat besar untuk melakukan sesuatu demi mensejahterakan petani cokelat di Indonesia," kata Sabrina.
Berangkat dari hal tersebut, Sabrina akhirnya mendirikan Krakakoa pada 2013. Sabrina menuturkan Krakakoa melibatkan ratusan petani cokelat lokal mulai dari Aceh, Lampung, Bali, hingga Sulawesi untuk menjadi penghasil biji kakao. Nantinya, biji kakao tersebut dapat dijual kepada Krakakoa dengan harga lebih tinggi di pasaran.
"Krakakoa juga turut memberdayakan para petani lokal. Salah satu contoh upayanya, kami memberi pelatihan untuk 1.000 petani di taman nasional Lampung, Sumatera dan Sulawesi Barat agar mereka bisa menghasilkan biji kakao yang berkualitas," tutur Sabrina.
Sabrina memanfaatkan Tokopedia agar cokelat lokal dapat dijangkau lebih mudah oleh seluruh masyarakat Indonesia. Hasilnya, sebanyak 75 persen penjualan online Krakakoa berasal dari e-commerce tersebut.
"Hal ini secara tidak langsung membantu memberdayakan petani cokelat untuk terus semangat menanam, memproduksi cokelat 100 persen asli Indonesia berkualitas tinggi," kata Sabrina.
Awalnya Rugi Jutaan, 'Falala Chocolate' Bali Kini Jangkau se-Indonesia lewat Tokopedia
Simak Video "Unik! Cokelat Telur Paskah Bertema Olahraga Jelang Olimpiade Paris"
(prf/ega)