Demi berhemat banyak orang yang nekat melakukan hal aneh. Seperti pria di supermarket ini yang memilih untuk mengupas kulit pisang demi membayar harga murah.
Di supermarket beberapa makanan dijual dengan harga sesuai beratnya. Semakin berat sebuah makanan yang telah dipilih pelanggan harganya akan semakin mahal.
Sebagian pelanggan ada yang mementingkan kuantitasnya dan sebagian lagi ada yang mempertimbangkan kuantitasnya. Demi mendapatkan harga makanan yang murah seorang pria nekat melakukan hal aneh di supermarket.
Hal aneh ini bahkan dilakukan tepat di depan kasir tempat membayarnya. Kekasihnya yang mengunggah video aksi tersebut sampai diperingati oleh netizen.
Baca juga: Zonk! Beli Salad via Drive Thru, Pelanggan Ini Nyaris Telan Serangga
Sebuah video yang diunggah oleh akun TikTok @savingforboba disebarluaskan oleh Ladbible (7/6) menampilkan aksi aneh seorang pria. Pria tersebut tampak mengupas kulit pisang sebelum menimbangnya.
Menurut kekasih wanitanya, pria itu melakukan hal tersebut bertujuan untuk membayar harga yang lebih murah. Setelah dikupas, pisang tersebut kemudian dikemas pada sebuah plastik yang disediakan oleh supermarket.
Baru kemudian pisang ditimbang dan dibayarkan ke kasir. Dalam videonya, wanita kekasihnya menuliskan bahwa itu adalah cara berhemat yang dilakukan pasangannya.
"Kekasihku terlalu hemat melakukan hal ini demi membayar murah dan menyimpan uangnya saat membeli pisang," tulis pemilik akun @savingforboba.
Tetapi setelah video tersebut diunggah, banyak netizen yang berkomentar miring. Hampir semua netizen mengatakan bahwa pria yang terlalu pelit seperti itu harus segera ditinggalkan.
"Apakah ini cara yang legal? Lebih baik kamu curi saja pisangnya jika ingin benar-benar menyimpan uang," tulis salah satu netizen.
"Berat dari kantung plastik dan harga pisangnya itu pasti akan membuat ia sulit tidur," lanjut netizen lain.
"Ini tanda yang buruk dari pasanganmu. Sebaiknya putus dan lari dari hubungan seperti itu," sambung netizen lainnya.
Simak Video "Pisang Goreng Waras, Camilan Krispi yang 'Lahir' di Masa Pandemi"
(dfl/odi)