Masa lalu yang diwarnai perkelahian kini ditinggalkan pria 25 tahun ini. Sekarang ia membantu bisnis keluarganya berjualan bakso ikan, disamping memiliki pekerjaan tetap lain. Begini kisahnya.
Seperti diberitakan oleh Must Share News (28/5), Delonix Tan dan ayahnya adalah pemilik gerai bakso ikan bernama Heng Kee di Toa Payoh, Singapura. Bisnis kuliner hawker ini bukan pendatang baru karena sudah ada sejak tahun 1960an.
Selama 6 tahun, Delonix Tan membantu ayahnya berjualan. Sebelumnya ia fokus menghabiskan hari-harinya menjalani program wajib militer (National Days).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tan mengatakan pekerjaannya sebagai penjual bakso ikan melelahkan. Ia bahkan menyebutnya "brutal". Namun, mau tidak mau, ia terjun ke bisnis ini karena ayahnya semakin tua dan mempertimbangkan pensiun.
![]() |
Tan merupakan generasi ketiga (san dai) Heng Kee. Ia berniat melanjutkan usaha ayahnya, tapi ternyata ditentang. Sang ayah bahkan enggan mengajarkan dia teknik membuat bakso ikan hingga membuat Tan belajar sendiri dan membuktikan pada orang tuanya kalau ia bisa.
Kehidupan Tan sebelumnya terbilang tidak mulus. Pada masa remaja, tepatnya usia 17 tahun, ia dikeluarkan dari kampus karena berkelahi dengan temannya.
Ia lalu diberi kesempatan kedua oleh polisi yang menangani kasusnya. Tan seolah tersadar hingga memutuskan jalan hidup yang lebih baik. Ia tak lagi berteman dengan orang-orang yang membuatnya bersikap kasar.
Terjun ke dunia bisnis kuliner di hawker center pun awalnya dirasa berat oleh Tan. "Saya tidak tahan dengan lingkungannya yang keras. Bau dan panas. Saya pikir saya tidak bisa bertahan lama dengan pekerjaan ini," katanya.
![]() |
Namun seiring waktu, Tan terbiasa dengan lingkungan itu. Ia merasa ada tantangan lain yang lebih berat. Tantangan itu adalah orang tuanya yang tidak mendukung karir Tan sebagai penjual bakso ikan.
Untuk mempelajari cara membuat bakso ikan, Tan pilih mengunjungi kedai pamannya yang sama-sama menjual menu tersebut. Di kedai ini, pengunjungnya tidak terlalu ramai sehingga Tan bisa fokus belajar.
Keluarga Tan menjalani bisnis bakso ikan ini dengan sungguh-sungguh. Mereka membuat sendiri dengan 100% ikan ekor kuning sebagai bahannya. Meski proses ini lebih memakan waktu dan mahal, tapi kualitas bakso ikan yang dihasilkan lebih baik.
Saat ingin membuka gerai, ayah Tan akan bangun sekitar pukul 11 malam untuk membuat bakso ikan. Lalu pada pukul 6 pagi, ia berjualan.
![]() |
Ayah Tan kini sudah tua sehingga ia hanya membuka gerainya 4 hari seminggu. Jualannya pun hanya sebentar, kadang hingga pukul 10 hingga 11 siang saat sudah habis. Setelah itu ia pulang, tidur pada sore hari, dan bangun tengah malam untuk buat bakso.
Saat ini, Tan masih membantu usaha bakso ikan ayahnya. Namun ia punya hanya ikut membantu penuh tiap hari Minggu karena Tan punya pekerjaan tetap sebagai sales.
(adr/odi)