Selain kimchi dan tteokbokki, Korea Selatan juga terkenal dengan hidangan berbahan daging babi hitam Jeju. Jenis babi ini dianggap yang paling bagus. Kenapa ya?
Makanan Korea Selatan yang umum dikenal masyarakat dunia mungkin hanya kimchi, tteokbokki, atau sundubu jjigae. Padahal Korea Selatan juga punya jenis daging spesial yang disebut sebagai salah satu daging terbaik.
Daging itu adalah babi hitam Jeju (Jeju Black Pig) yang sarat dengan nilai sejarah. Babi hitam Jeju menjadi salah satu daging yang didambakan oleh masyarakat Korea. Jenis babi itu juga menjadi daya tarik bagi turis mancanegara untuk datang ke pulau Jeju.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas apa yang membuat babi hitam Jeju menjadi istimewa? Merangkum tastingtable.com (03/04), ini sebabnya.
1. Sejarah babi hitam Jeju
![]() |
Masyarakat di pulau Jeju umumnya memiliki peternakan babi yang dikelola sendiri yang disebut dotonggsi. Selain peternakan, dotonggsi juga menjadi tempat untuk membuang sisa makanan dan kotoran manusia.
Babi yang diternak di tempat itu umumnya babi hitam yang memiliki karakteristik bulu hitam mengkilap, kaki pendek, dan telinga kecil. Awalnya babi hitam Jeju dipelihara untuk melindungi manusia dari ular pulau. Namun dagingnya dikenal punya protein tinggi.
Akhirnya salah satu misionaris, Patrick Jame McGlinchey memutuskan memanfaatkan babi hitam Jeju sebagai sebuah industri yang memproduksi daging.
Tahun 1960an, pendeta itu membeli 2.000 anak babi dari Seoul dan mendirikan Yayasan Isidore sebagai pusat pelatihan dan tempat untuk melakukan persilangan dan membudidayakan babi berkualitas tinggi. Sampai akhirnya mereka membangun infrastruktur yang digunakan untuk mendistribusikan daging babi hitam Jeju.
Namun daging babi hasil persilangan sebenarnya merusak kualitas daging babi hitam Jeju asli. Akhirnya Institut Promosi Peternakan Jeju dibentuk untuk melestarikan babi hitam asli yang tersisa. Babi hitam Jeju asli juga ditetapkan sebagai warisan pada tahun 2015.
Terlepas dari fakta daging babi hitam Jeju saat ini merupakan hasil persilangan, daging itu masih punya ciri khas tersendiri dan banyak dicari.
2. Rasa daging babi hitam Jeju
![]() |
Babi hitam Jeju dibesarkan dalam area dotongssi yang menjadi tempat multifungsional, sehingga babi-babi di sana biasa memakan kotoran manusia. Oleh karena itu, mereka pun disebut sebagai 'poop pig' atau 'ddong dwaeji.'
Meskipun begitu, daging babi hitam Jeju memiliki rasa jauh berbeda dari yang dibayangkan. Daging babi hitam Jeju dikenal lembut dan tidak terlalu berminyak.
Masyarakat yang masih menganut kepercayaan tradisional suka mengonsumsi babi hitam Jeju selama ritual. Mereka akan merebus daging dengan pasta kedelai dan bawang putih, lalu memotongnya di atas 'dombe' atau talenan. Sajian ini pun dikenal sebagai hidangan 'dombe gogi.'
Daging babi hitam Jeju memiliki warna lebih merah daripada daging babi biasa. Memiliki rasa yang mirip dengan steak, tetapi punya tekstur kenyal yang khas dan berlemak.
Kalau daging babi hitam Jeju dimakan saat baru direbus, biasanya memiliki tekstur lembut dengan rasa manis yang seimbang.
Manfaat daging babi hitam Jeju bisa dilihat pada halaman berikut ini!
Simak Video "Video: Sanksi Penarikan untuk 7 Produk Pangan Mengandung Babi Bersertifikat Halal"
[Gambas:Video 20detik]