Gerai makanan ini disorot karena penjual dan menu yang ditawarkan. Mereka menawarkan sate babi, namun penjualnya adalah wanita muslim berkerudung.
Saat sebuah tempat makan tidak memiliki sertifikat halal, maka biasanya muslim akan mengecek kehalalan menu dengan beberapa kriteria. Salah satunya melihat pegawai di sana.
Jika ada pegawai muslim, apalagi berkerudung, pengunjung muslim biasanya langsung percaya bahwa tempat makan itu menyediakan makanan halal. Besar kemungkinan mereka jadi bersantap di sana.
Namun cara mengecek ini ternyata bisa jadi keliru. Di Pasar Malam Vista Point di Woodlands, Singapura, contohnya. Netizen terkecoh dengan kehadiran wanita muslim berkerudung yang menawarkan menu sate.
Setelah diperhatikan, ternyata ada sate babi di sana. Netizen Victor Shafeeq Peters melalui unggahan Facebook (8/5) lantas memperingatkan muslim untuk berhati-hati.
Ia mengungkap gerai itu menawarkan makanan Thailand. Shafeeq juga merekam video saat ia mengunjunginya, termasuk interaksi dia dengan para pegawai.
Terlihat ada pegawai wanita berkerudung dan pria yang lebih muda di gerai. Shafeeq kemudian bertanya apakah gerai itu menggunakan bahan halal? Apakah mereka benar-benar menyajikan sate babi Thailand (moo ping) seperti yang tertera di poster menu?
Pegawai pria mengelak kalau mereka jual menu babi. Ia kemudian menurunkan poster itu. Shafeeq juga kembali menegaskan apakah makanan yang dipajang mengandung babi dan apakah gerai makanan itu halal?
Pegawai pria itu tidak menjawab pertanyaan pertama, tapi menegaskan bahwa gerainya halal. Lalu ketika disinggung mengapa ada menu babi padahal katanya halal, pria itu tidak bisa menjawab.
Pegawai pria itu pun menelepon atasannya untuk menjelaskan. Jawabannya ternyata poster menu itu merupakan versi yang lama.
Dalam perbincangan tersebut, Shafeeq juga menegaskan kepada sang atasan kalau tidak tepat menjual menu babi, namun menugaskan pegawai muslim untuk menjualnya.
Selanjutnya tampak pegawai pria itu menempelkan poster menu yang baru. Terlihat tak ada menu babi di sana. Hanya saja Shafeeq merasa daging yang dijual di sana tetap tidak jelas.
Shafeeq berharap para muslim tidak terkecoh seperti dirinya. Ia juga mendorong pihak-pihak terkait untuk membantu mengatasinya.
Mengutip Must Share News (12/5), juru bicara Islamic Religious Council of Singapore (MUIS) kepada Stomp mengatakan mereka telah mengunjungi gerai makanan itu. Terungkap bahwa gerai itu tidak mengantongi sertifikat halal.
Pihak MUIS menekankan bahwa "agama orang yang menyajikan atau menyiapkan makanan tidak menentukan status kehalalan sebuah makanan". Pihaknya juga berharap muslim berhati-hati saat makan di luar.
Di Indonesia juga pernah ada kejadian serupa. Baca halaman selanjutnya.
Simak Video "Jajal Bebek Carok Punya Tretan Muslim, Sepedas Apa?"
(adr/odi)