5. Pembagian zona piring yang harus diikuti
![]() |
Demi tampilan piring berisi makanan tidak terlihat berantakan, beberapa pakar etiket meyakini aturan zona piring. Seseorang harus mengikutinya. Misalkan bagian kiri atas piring untuk tulang atau sisa makanan lain, kemudian kanan bawah piring untuk aneka saus. Sementara roti harus tetap di piringnya, dan sejumlah aturan lain.
Namun etiket makan ini dianggap merepotkan sehingga banyak pakar etiket tidak lagi menyetujuinya. Mereka beranggapan selama makanan di piring rapi dan sisanya juga tidak terlalu berantakan, maka aturan zona piring ini tidak perlu diikuti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
6. Garpu harus selalu menghadap ke bawah
Etiket makan di resto mewah juga termasuk menaruh garpu dimana arahnya harus selalu ke bawah. Garpu kemudian digunakan untuk menusuk makanan di piring, bahkan fungsi garpu lebih dominan dari sendok karena juga digunakan untuk mengambil makanan lain.
Praktik ini dianggap tidak perlu diikuti karena menyulitkan proses makan, apalagi jika makanan yang akan dinikmati bukan daging atau makanan padat lain. Pakar etiketpun mengatakan tidak perlu membatasi penggunaan alat makan. Selain garpu, pisau atau sendok pun juga bisa dipakai sesuai keperluan.
7. Pisau selalu di kanan dan garpu di kiri
![]() |
Menyoal alat makan, posisi yang umum terlihat adalah pisau di selalu di sisi kanan dan garpu di sisi kiri. Etiket makan ini berasal dari budaya Inggris dan sudah berlangsung sejak lama. Analoginya adalah pria selalu membawa pedang di kanan.
Sayangnya tak semua orang nyaman dengan posisi pisau dan garpu seperti itu. Di budaya makan Amerika, akhirnya berkembang etiket makan lain dimana posisi pisau dan garpu dibalik untuk menyesuaikan kebiasaan makan mereka. Intinya, posisi pisau tak harus selalu di kanan atau sebaliknya. Semuanya bisa disesuaikan dengan preferensi cara makan.
(adr/odi)