Pengalaman bersantap malam ala orang Qatar bisa kamu rasakan di sini. Menikmati hidangan khas Qatar mulai dari harees hingga balaleet sambil duduk lesehan bersama-sama.
Di Indonesia kita mengenal istilah ngariung dalam bahasa Sunda yang merupakan tradisi makan bersama-sama sambil duduk lesehan berjejer satu sama lain.
Ngariung dilakukan dengan menyajikan makanan dengan beralaskan daun pisang, mulai dari nasi, lauk, sayur, sambal lengkap dengan lalapan. Tradisi makan bersama-sama sambil duduk lesehan ternyata juga ditemukan di Qatar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengalaman bersantap ala orang Qatar ini turut dirasakan oleh detikFood di Embrace Doha dalam rangkaian Qatar-Indonesia 2023 Years of Culture (20/03/2023).
DetikFood menikmati pengalaman tersebut saat jam makan malam. Suasana Embrace Doha sangat kental dengan nuansa Arab. Berwarna kecoklatan dengan karpet dan sofa lesehan yang bermotif ala Maroko.
Baca Juga: Cerita Pemilik Restoran Indonesia di Qatar yang Selalu Diantre Pembeli
Sambutan dari Amal Al-Shammari dan rekan-rekan dari Embrace Doha yang begitu hangat membuat kami terasa seperti di rumah sendiri.
Saat jam makan malam, mereka mulai menyajikan berbagai hidangan di wadah-wadahnya langsung, kemudian diletakkan di karpet sejajar dengan kami yang duduk lesehan.
Jadi, kami bisa mengambil makanan kami sendiri dengan santai dan nyaman. Ada banyak masakan khas Qatar yang disajikan dengan citarasa unik dan kaya akan rempah.
Pertama yang tak pernah ketinggalan ada machboos yang serupa dengan nasi briyani. Machboos terbuat dari beras basmati, kemudian disajikan dengan lauk berupa 2 ekor ayam panggang utuh, telur ayam rebus utuh, kacang pinus, wortel dan kentang.
Aroma gurih langsung menyeruak saat machboos disajikan di hadapan kami. Uniknya, menikmati machboos juga dipadukan dengan berbagai kondimen lainnya. Ada saloona, hidangan yang serupa dengan gulai khas Qatar yang terbuat dari sayuran dan ayam.
Kuahnya berwarna kuning kecoklatan dengan tekstur kental. Rasanya perpaduan antara gurih dan pedas. Citarasa rempah seperti kapulaga hingga jintan terasa kuat di hidangan ini.
Tak kalah lezat ada balaleet, makanan khas Qatar terbuat dari bihun rebus yang diracik dengan gula, kapulaga dan kunyit, karenanya warnanya pun kekuningan.
Baca Juga: Mengenal Souq Waqif, Pasar Tertua yang jadi Destinasi Populer di Qatar
Balaleet ini disajikan dengan topping berupa telur dadar. Rasanya yang gurih asin membuat kami ketagihan dengan hidangan yang satu ini. Umumnya hidangan khas Timur Tengah identik dengan olahan domba.
Nah, di pengalaman bersantap malam ini juga disajikan makanan khas berupa harees yang terbuat dari biji-bijian gandum dan daging domba. Teksturnya seperti bubur yang padat, aroma khas domba pun terasa kuat.
Al-Shammari menjelaskan bahwa haeen biasa disajikan untuk segala momen, termasuk saat ramadan. Setelah makan yang gurih-gurih, kurang lengkap rasanya jika tidak ditutup dengan hidangan manis.
Embrace Doha mengenalkan luqaimat, kudapan tradisional khas Qatar yang terbuat dari tepung, ragi instan, kapulaga dan kunyit. Luqaimat dibentuk bulat-bulat seperti onde-onde khas Indonesia.
Luqaimat dicelupkan ke dalam sirup gula baru kemudian diberi taburan biji wijen. Rasanya manis seperti donat. Untuk minumannya, kami juga disajikan teh karak minuman khas Timur Tengah yang rasanya unik.
Minuman ini terbuat dari campuran teh dan susu yang kemudian diracik dengan kapulaga dan gula. Tradisi makan ala orang Arab ini tak jauh berbeda dengan orang Indonesia. Mulai dari duduk lesehan, makan bersama-sama hingga makan pakai tangan langsung.
Baca Juga: Tata Cara dan Etiket Minum Qahwa, Racikan Kopi ala Orang Arab
(raf/odi)