Berbuka puasa umumnya diawali dengan mengonsumsi takjil. Namun sebenarnya, takjil bukanlah nama makanan. Begini sejarah takjil di Indonesia.
Bulan ramadan menjadi momen yang spesial bagi umat muslim. Apalagi pada momen berbuka puasa yang memiliki tradisi tersendiri. Tradisi di Indonesia, buka puasa selalu diawali dengan makan takjil.
Makanan yang disebut takjil misalnya seperti gorengan, kurma, es campur dan makanan ringan lainnya. Namun tak banyak yang tahu bahwa sebenarnya takjil artinya bukan nama makanan.
Baca Juga: Puasa Ramadan Masyarakat Qatar, Ada Takjil Kurma dan Restoran Tetap Buka
1. Awal Mula Istilah Takjil
Istilah takjil sudah ada sejak zaman Nabi. Dalam sebuah hadis Riwayat Bukhari dan Muslim menyebutkan, "Manusia masih terhitung dalam kebaikan selama ia menyegerakan (Ajjalu) berbuka,".
Dikutip dari muhammadiyah.or.id istilah 'menyegerakan' dalam hadis tersebut (Ajjalu), dalam bahasa Arab memiliki medan semantik yaitu ajjala-yu'ajjilu-ta'jilan yang artinya 'momentum', 'tergesa-gesa', 'menyegerakan', atau 'mempercepat'.
Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengistilahkan Takjil sebagai makanan untuk berbuka puasa yang disegerakan. Namun arti sesungguhnya dari kata takjil adalah 'menyegerakan'.
Baca Juga: Manis Segar! 5 Kreasi Alpukat Ini Cocok Buat Takjil
2. Sejarah Takjil di Indonesia
Istilah takjil di Indonesia awalnya ditemukan dalam laporan De Atjehers yang ditulis oleh Snouck Hurgronje pada akhir abad ke-19. Dalam tulisan diceritakan bahwa masyarakat Aceh mengadakan buka puasa.
Buka puasa itu dilakukan di masjid dengan menu bubur pedas. Sementara dalam catatan lain menyebutkan bahwa takjil menjadi salah satu sarana dakwah WaliSongo yang menyebarkan Islam di Jawa sekitar abad ke-15.
(raf/odi)