Sering Dicap Tak Enak, Ini 5 Fakta Makanan di Pesawat

Atiqa Rana - detikFood

Selasa, 14 Mar 2023 18:30 WIB

Sering Dicap Tak Enak, Ini 5 Fakta Makanan di Pesawat — Foto: shutterstock

Jakarta -

Makanan yang dihidangkan di pesawat sering dianggap tak enak dan tak menarik selera. Terlepas dari hal tersebut, inilah 5 fakta makanan di pesawat.

Saat perjalanan dengan pesawat terbang, para penumpang biasanya dihidangkan makanan gratis maupun berbayar. Pilihan makanan di pesawat memang tidak banyak, sehingga penumpang yang lapar mau tak mau harus menikmati hidangan tersebut.

Namun makanan yang ada di pesawat dikenal punya rasa kurang sedap. Beberapa kasus juga menunjukkan jika makanan di pesawat sudah dingin. Alhasil tak sedikit penumpang yang lebih memilih tidak menghabiskan makanannya atau bahkan tidak makan sama sekali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlepas dari hal itu, ternyata ada alasan tertentu mengapa makanan di pesawat terasa kurang enak. Adapun kebenaran-kebenaran lain tentang makanan di pesawat yang mungkin belum banyak diketahui. Mulai dari cara pembuatan hingga cara penyajiannya.

Seperti ini 5 fakta di balik makanan di pesawat seperti dirangkum dari Mashed (30/01).

1. Makanan Terasa Berbeda di Ketinggian

Salah satu faktor mengapa makanan pesawat sering dianggap hambar karena di ketinggian, selera makan seseorang akan berubah. Foto: shutterstock

Berada di ketinggian dapat mempengaruhi selera makan seseorang dalam beberapa cara. Salah satunya soal penurunan selera makan ketika ada di ketinggian 9.000 meter ke atas.

Dalam kondisi ini, indera perasa terpengaruh akibat tekanan. Hal tersebut yang akhirnya membuat makanan terasa hambar.

Bukan hanya soal indra perasa saja, melainkan udara di dalam pesawat yang rendah dengan AC yang selalu menyala juga akan mengurangi kadar air dalam makanan. Suara kebisingan dan getaran pesawat juga akan merangsang saraf di telinga yang berakibat mengurangi intensitas rasa tertentu.

2. Makanan di Pesawat Bisa Lebih Asin atau Manis

Ada alasan tersendiri mengapa makanan di pesawat bisa lebih asin atau manis. Foto: shutterstock

Banyak orang menganggap makanan di pesawat punya rasa asin dan manis yang tidak seimbang. Di balik kekecewaan penumpang terkait rasa tersebut, sebenarnya ada alasan tertentu mengapa makanan berakhir lebih asin atau manis.

Menurut penelitian maskapai penerbangan Jerman Lufthansa, ketika berada di udara, garam dianggap antara 20 dan 30 persen lebih sedikit. Sementara gula 15 sampai 20 persen lebih sedikit.

Untuk mengatasi hal ini, akhirnya mereka membuat makanan penumpang memiliki lebih banyak garam dan gula sebesar 30 persen. Bumbu juga ditambah lebih banyak ke dalam makanan tersebut.

Menurut Russ Brown selaku direktur santapan dan ritel maskapai American Airlines, bumbu adalah kunci yang memastikan makanan terasa enak di udara.

Menu di pesawat mungkin terbilang umum, namun mereka seringkali memodifikasikan resep dengan tambahan garam atau bumbu yang lebih banyak untuk memperhitungkan kondisi hidangan di kabin pesawat.

Tidak perlu khawatir jika penambahan bumbu ini berdampak buruk bagi kesehatan. Menurut Profesor Zhou Weibiao, direktur Program Ilmu dan Teknologi Pangan NUS, jika beberapa kali konsumsi makanan lebih berbumbu dalam sebulan tidak akan berdampak besar untuk kesehatan.

3. Rasa Bukan Prioritas Utama

Salah satu hal yang lebih penting bagi makanan di pesawat yaitu bukan rasa, melainkan keamanannya. Foto: shutterstock

Prioritas utama pada makanan di pesawat bukanlah soal rasa, melainkan keamanannya. Ini diungkap oleh Fritz Gross, direktur kuliner di LSG Sky Chef Asia Pasifik, yaitu layanan katering yang menyediakan makanan untuk beberapa maskapai besar.

Fritz Gross mengatakan kepada CNN jika perhatian utama adalah keamanan pangan. Karena mereka membuat makanan dengan kuantitas yang begitu besar, sehingga mereka harus memastikan keamanan pangannya terlebih dahulu.

Untuk menghindari risiko apapun, ada beberapa hal yang mereka hindari. Misalnya steak medium-rare tidak boleh dikonsumsi. Sebagai gantinya, pilihan yang lebih aman seperti pasta atau ayam.

Makanan lain yang dianggap aman seperti semur karena makanan ini bisa dipanaskan berulang kali dan tetap enak. Fritz Gross juga merekomendasikan makanan seperti nasi goreng dengan ikan berlemak yang tahan lembap.

4. Lebih Baik Hindari Kopi

Sebaiknya hindari minuman seperti kopi atau teh karena biasanya dibuat dari air tangki yang kotor. Foto: shutterstock

Penggemar kafein mungkin akan sedih mendengar hal ini karena kopi dan teh sebaiknya dihindari dikonsumsi di pesawat.

Menurut hasil tes EPA yang dilakukan NBC, air minum yang disajikan di pesawat penuh dengan bakteri. Data tahun 2012 menunjukkan bahwa satu dari 10 pesawat dinyatakan positif coliform yaitu bakteri yang mengindikasi adanya kontaminasi fekal.

Sementara coliform bukan seperti bakteri lain yang membuat seseorang sakit ringan, melainkan ia terindikasi seperti bakteri E.coli yang membuat seseorang terjangkit penyakit parah.

Kontaminasi ini terjadi ketika tangki air di dalam pesawat diisi dengan selang dan nosel yang kotor. Tangki tersebut kemudian digunakan untuk membuat kopi dan teh. Akhirnya, bakteri-bakteri ini bisa mengkontaminasi minuman penumpang.

5. Co-Pilot Tidak Mendapat Makanan yang Sama

Pilot dan co-pilot juga mendapat makanan di pesawat. Namun jenis makanan yang diterima oleh pilot dan co-pilot berbeda karena memang ada aturan mereka tak boleh menyantap makanan sama.

Ini dilakukan untuk menghindari risiko pilot jatuh sakit bersamaan karena makanan. Beberapa maskapai bahkan mengambil langkah lebih jauh dengan merekomendasikan pilot mereka untuk menghindari memakan ikan mentah sebelum terbang.

The Telegraph mengkonfirmasi kepada Virgin Atlantic jika kapten biasanya bertanggung jawab untuk memastikan jika sebisa mungkin pilot yang bertugas makan makanan berbeda dalam penerbangan. Biasanya pilot mendapat makanan kelas satu, semenara co-pilot mendapat makanan kelas bisnis.