Variasi Bubur Internasional
Setelah dibawa keluar dari daratan China, bubur kemudian tersebar ke seluruh dunia. Tetapi karena memiliki sumber daya dan selera yang berbeda bubur disajikan dalam berbagai jenis.
Bagi orang Kanton sendiri, bubur biasanya disajikan dengan daun ketumbar untuk meningkatkan selera makan, mengatasi depresi hingga meredakan rasa sakit. Tetapi bagi orang Shanghai bubur biasanya akan disajikan dengan acar dan telur asin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika berbicara tentang bubur yang ada di luar daratan China, perbedaannya akan semakin banyak. Mulai dari tekstur bubur, rasa hingga topping yang lebih beragam.
Di Myanmar, bubur lebih dikenal dengan istilah hsan pyoke yang berarti nasi direbus. Sedangkan di Filipina, bubur disajikan dengan dua jenis yang berbeda yaitu lugaw atau bubur dengan resep dasar dan arroz caldo atau bubur yang disajikan dengan satu ekor ayam utuh.
![]() |
Bubur Pada Era Modern
Catherine Shanahan selaku ahli biokimia dan dokter, menyebutkan bahwa bubur menjadi salah satu budaya penting para nenek moyang yang mengajarkan cara mengonsumsi makanan bernutrisi. Bubur tidak hanya peninggalan budaya tetapi juga cara yang telah teruji coba untuk memasukkan nutrisi dengan lebih mudah.
Shanahan menyebutkan bahwa bubur menjadi makanan yang paling bernutrisi jauh sebelum berkembangnya teknologi pangan seperti fortifikasi dan lainnya. Perkembangan teknologi kini juga menjadi salah satu pendukung berkembangnya bubur.
Jika pada masa lampau bubur tak boleh berada di atas kompor lebih dari satu jam karena takut hangus, kini orang dapat membuat bubur menggunakan rice cooker. Cara ini tentu akan lebih memudahkan untuk membuat bubur dengan inovasi penambahan bahan-bahan yang baru.
Berbeda dengan bubur di masa lampau yang lebih sederhana, kini bubur disajikan dengan berbagai campuran seperti sayuran, daging atau ikan yang akan semakin menambah nutrisinya. Maka tidak heran jika bubur juga menjadi hidangan yang diberikan untuk orang sakit.
(dfl/odi)