Masak Menggunakan Api Kecil Disebut Lebih Sehat, Apa Benar?

Masak Menggunakan Api Kecil Disebut Lebih Sehat, Apa Benar?

Atiqa Rana - detikFood
Selasa, 03 Jan 2023 05:00 WIB
Memasak
Foto: Getty Images
Jakarta -

Banyak orang meyakini masak dengan api kecil lebih baik untuk kualitas makanan mereka, bahkan beberapa ahli pun setuju. Namun apakah ini benar efektif? Ini penjelasannya.

Ada beberapa trik masak yang dipercaya bisa membuat makanan lebih enak. Mulai dari menentukan bahan makanan, takaran bahan-bahannya, alat memasak, hingga temperatur atau api ternyata juga bisa mempengaruhi.

Jika makanan China biasanya dimasak dengan api besar, kini banyak orang percaya jika memasak dengan api kecil justru lebih efektif. Bahkan beberapa ahli nutrisi juga percaya makanan tersebut akan lebih bernutrisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini karena suhu dapat mempengaruhi nilai gizi pada makanan secara signifikan. Jika ingin menyempurnakan hidangan dengan nutrisi dan rasa seimbang, maka mereka percaya jika masak dengan api kecil akan lebih efektif.

Lantas apakah hal tersebut benar adanya? Merangkum Times of India (02/01), berikut 4 penjelasannya.

1. Apakah Masak dengan Api Kecil Baik untuk Kesehatan?

MemasakMemasak menggunakan api kecil dianggap lebih efektif dan lebih bernutrisi. Foto: Getty Images

Dengan melakukan analisis mendalam, sebuah penelitian dilakukan terhadap sisa-sisa ikan yang ditemukan oleh para peneliti. Ikan tersebut kemudian dimasak menggunakan api yang suhunya terkontrol.

ADVERTISEMENT

Penelitian ini mempelajari sisa-sisa ikan dengan temuan yang dipublikasikan di Jurnal Nature Ecology and Evolution. Hasilnya menunjukkan jika ikan dimasak dengan suhu terkontrol, maka bisa membantu mempertahankan nutrisi di dalamnya.

Dengan penemuan tersebut, akhirnya teknik memasak menggunakan api kecil telah diikuti oleh banyak orang dan dipercaya lebih sehat.

2. Memasak di Bawah Suhu yang Terkontrol

Rupanya memasak dengan suhu terkontrol bukan hanya dipercaya oleh sebagian orang saja karena para ahli sudah sepakat jika teknik ini akan membuat makanan tetap kaya akan nutrisi.

Di zaman yang sudah modern, terlebih dengan sisa waktu yang tidak banyak, beberapa orang pastinya lebih memilih untuk memasak makanan yang cepat dan praktis. Dengan menghiraukan tekniknya, mereka akan mengadopsi pilihan memasak cepat.

Jika seseorang hanya berpikir memasak agar cepat matang, maka proses ini hanya akan menghilangkan nutrisi makanan tersebut.

Beberapa penelitian menunjukkan cara masak makanan akan menentukan jumlah nutrisi yang dikandung dalam hidangan tersebut. Sehingga jika memang ingin tetap konsumsi makanan bernutrisi, sebaiknya diperhatikan teknik memasaknya juga.

Teknik memasak dengan api kecil atau api yang terkontrol memiliki beragam manfaat. Mulai dari mempertahankan nilai gizi, menjaga kelembaban makanan, hingga menghindari produksi akrilamida (bahan kimia yang terbentuk pada makanan setelah dimasak pada suhu tinggi).

3. Metode Masak yang Menghilangkan Lebih Banyak Nutrisi

MemasakMerebus sebenarnya metode memasak yang paling banyak menghilangkan nutrisi pada makanan. Foto: Getty Images

Ketika melakukan diet sehat, biasanya orang akan memilih untuk memasak dengan cara merebusnya. Padahal proses memasak dengan cara merebus justru dikatakan paling tidak efektif untuk menjaga nutrisi makanan.

Hal ini tak hanya mengurangi kandungan mineral, tetapi juga vitamin dan nutrisi lainnya. Ketika makanan direbus, makanan akan terendam dalam air yang mendidih. Air mendidih itu tentu punya tingkatan suhu yang tinggi.

Panas yang berlebihan inilah yang mampu mengurangi vitamin dan fitonutrien yang ada dalam buah dan sayuran. Semakin lama memasak dan semakin tinggi suhunya, maka akan semakin besar kemungkinan terjadinya kerusakan nutrisi.

4. Lantas Apa Pilihan Memasak yang Terbaik?

MemasakMemasak dengan menggunakan suhu yang terkontrol bisa menjadi pilihan tepat. Salah satu metode yang bisa digunakan yaitu slow cooker. Foto: Getty Images

Dengan beberapa penjelasan di atas, para ahli sepakat bahwa sayuran tidak boleh dimasak terlalu lama. Ada batasan waktu yang perlu ditentukan untuk memasak sayuran tersebut. Tidak boleh lebih dari 10 menit karena selama waktu itu, sayuran dapat melepaskan jus dan nutrisinya.

Jika sayuran dimasak terlalu lama, orang yang mengonsumsinya tidak akan mendapatkan manfaat apapun. Diketahui jika memasak sebentar selama 5 sampai 10 menit akan meningkatkan penyerapan karotenoid dan isotiosianat yang ditemukan pada beberapa sayuran hijau.

Memasak dengan menggunakan suhu rendah memang dianggap lebih baik karena mendatangkan beberapa manfaat. Tak hanya sekedar menurunkan suhu api, tetapi juga beberapa metode yang bisa dipilih.

Salah satu metode yang paling populer yaitu metode memasak lambat (slow cooker) yaitu memasak secara perlahan dan menyeluruh di dalam panci bundar yang ditutup kemudian di masak di atas oven atau kompor.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Galantine Ayam, Menu Anti Mainstream Untuk Sajian Lebaran"
[Gambas:Video 20detik]
(aqr/adr)

Hide Ads