Proses memanggang (roasting) kopi menentukan aroma hingga rasa secangkir kopi yang kita nikmati. Ada 4 tingkat kematangan umum dalam proses ini. Yuk kenali perbedaannya!
Perjalanan biji kopi untuk bisa dinikmati sebagai minuman nikmat tidaklah sebentar. Terdapat banyak proses yang dilalui biji kopi, termasuk dipanggang untuk mengeluarkan aroma serta rasa khas. Proses ini umum disebut roasting.
Proses roasting bahkan disebut pakar kopi sebagai proses paling penting dari semua tahapan pengolahan kopi. Proses ini bertujuan menihilkan kandungan air, mengembangkan biji kopi, mengurangi beratnya, hingga memberikan aroma dan menghadirkan rasa pada kopi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip Coffeeland (9/12), ketika proses roasting, akan terjadi reaksi kimia yang membuat karakter biji kopi berubah. Semakin lama prosesnya, semakin gelap warna biji kopi dan semakin banyak pula bahan kimia yang berubah karakteristiknya.
Lantas apa saja tingkat kematangan proses roasting kopi? Dan seperti apa pengaruhnya terhadap aroma dan rasa kopi? Berikut penjelasannya seperti dirangkum dari Coffee Affection (25/8):
1. Light Roast
![]() |
Light roast adalah proses roasting kopi yang memakan waktu paling sebentar. Proses pemanggangan berlangsung dalam suhu 180 sampai 205 derajat Celsius. Pada suhu sekitar 205 C, akan terjadi 'first crack' pada biji kopi dan pada saat inilah proses roasting kopi dihentikan.
Hasilnya, biji kopi yang diproses light roast masih berwarna cokelat muda. Di dalamnya juga tak terkandung banyak minyak kopi karena suhu pemanggangannya tak terlalu tinggi.
Kopi yang diproses light roast memiliki kafein paling tinggi dari segi volume. Proses ini juga bisa memberi profil rasa asam kopi paling signifikan karena hanya sebentar yang berarti belum banyak perubahan kimia terjadi dalam biji kopi. Rasa asamnya juga diiringi jejak rasa jeruk atau lemon yang disukai banyak orang.
2. Medium Roast
![]() |
Tingkat roasting kopi lebih tinggi adalah medium roast yang berlangsung pada suhu 210 sampai 220 derajat Celsius. Proses ini terjadi setelah 'first crack' biji kopi terjadi dan tepat sebelum 'second crack' berlangsung. Hasilnya, body biji kopi bakal lebih ringan dan rasa asamnya tak sekuat light roast.
Medium roast jadi favorit banyak pencinta kopi karena dianggap menghasilkan profil aroma dan rasa yang seimbang. Menurut Coffeeland, pada tingkat roasting ini, kopi akan terasa manis dan aroma asap dari proses sangrai bakal tercium kuat. Warna biji kopi mulai menghitam dan minyaknya bakal keluar.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
3. Medium-Dark Roast
![]() |
Terkenal dengan sebutan Light French hingga Light Espresso, tingkat roasting kopi juga termasuk Medium-Dark yang berlangsung pada suhu 225 sampai 230 derajat Celsius. Proses ini berlangsung selama atau sesaat setelah 'second crack' terjadi.
Hasilnya, permukaan biji kopi bakal diselimuti minyak yang keluar alami karena tingginya suhu pemanggangan. Tingkat pemanggangan ini bakal menghasilkan rasa kopi yang lebih kaya, penuh, dan tidak terlalu asam. Sedangkan 'body' kopi bakal lebih kuat atau kental.
4. Dark Roast
![]() |
Proses roasting kopi tertinggi adalah Dark Roast yang melalui suhu sekitar 240 derajat Celsius. Proses ini menghasilkan warna biji kopi yang sangat gelap dan rasa pahit yang cenderung kuat.
Proses ini menandakan biji kopi berada dalam tingkatan paling matang. Jika melebihi tingkatan ini, rasa kopi justru bakal jadi tidak enak. Dark roast kurang disukai karena bisa menutupi rasa khas dari sebuah biji kopi. Tapi kelebihannya, keasaman kopi pada tingkatan roasting ini adalah yang paling rendah. Jumlah kafeinnya juga paling sedikit.
Simak Video "Video: Sensasi Nyeduh Kopi Langsung dari Kebun di Puncak Gunung Muria"
[Gambas:Video 20detik]
(adr/adr)