Restoran ini jadi sorotan karena konsepnya yang unik sekaligus mulia. Sang pemilik membolehkan pengunjung makan sepuasnya sampai kenyang, namun bayar seikhlas dan semampu mereka.
Der Wiener Deewan, restoran Pakistan di distrik 9 Vienna, Austria telah terbukti sukses menjalankan eksperimen sosial. Mengutip South China Morning Post (31/10), sejak 17 tahun lalu atau tepatnya tahun 2005, pihaknya bertahan dengan sebuah konsep mulia.
Afzaal Deewan (58) yang merupakan pemilik restoran ini adalah seorang imigran Pakistan yang datang ke Austria pada tahun 2004. "Saya datang ke Vienna untuk mencari pekerjaan. Dulu saya sering mampir ke restoran Asia, tapi harga makanan di sana sangat mahal," katanya.
Deewan bilang ketika ia masak sendiri di rumah, nyatanya biaya yang dikeluarkan jauh lebih sedikit. Lalu suatu hari, seorang anggota LSM yang tinggal satu gedung dengan Deewan bertanya apakah ia bisa masak makanan Pakistan.
Ketika Deewan bilang bisa, ia lantas diminta masak untuk pesta yang diadakan LSM tersebut. "Semua orang menyukai makanan itu dan saya pikir mau melakukan sesuatu (lebih permanen) yang sejalan dengan hal itu," ujarnya.
Sayangnya mendirikan restoran di kota Vienna tanpa dukungan finansial yang kuat tidaklah mudah, namun Deewan tercetus sebuah ide. Ia bekerja sama dengan mahasiswa bernama Natalie yang kini menjadi istri sekaligus rekan bisnisnya.
Eksperimen sosial yang melibatkan kepercayaan pada orang lain
Ide yang dimaksud Deewan dan Natalie bermula dari sebuah bentuk eksperimen sosial. Mereka bermain dengan risiko dan menaruh kepercayaan pada orang-orang.
"Kami beruntung bisa jalani bisnis ini. Orang-orang Austria jujur dan sudah membuat kami bisa bertahan selama 17 tahun," ujar Deewan. Ia mempersilakan siapapun yang datang untuk makan sepuasnya dan bayar seikhlas mereka.
Pelanggan Der Wiener Deewan sangat beragam, termasuk pelajar, pengungsi, politisi, dan bahkan menteri. Diakui Deewan dahulu sebelum pandemi Covid-19, restorannya bisa dikunjungi 500-600 orang tiap hari.
"Hanya saja, saat ini, jumlah pengunjung anjlok menjadi sekitar 250 orang tiap hari," lanjut Deewan.
Ekspansi bukan tujuan utama pemilik restoran
Sebenarnya konsep Der Wiener Deewan tidaklah baru. Ada beberapa restoran di negara-negara lain yang mengusung konsep serupa.
Sebut saja Pay As You Please di Irlandia; Lentil As Anything's di Australia; Seva Cafe di India; dan Annalakshmi, restoran India dengan pekerja sukarela yang punya cabang di Malaysia, India, Australia dan Singapura.
Deewan lantas berhasil mendirikan 2 gerai lain setelah Der Wiener Deewan. Lokasinya masih di Vienna, tepatnya di distrik Leopoldstadt dan Meidling.
Hanya saja Deewan menekankan ekspansi bukanlah tujuan utamanya. Ia bilang, "Tujuan utama kami bukan hanya menghasilkan keuntungan, melainkan juga memperkenalkan cita rasa hidangan baru dengan harga revolusioner."
Ia ingin memperkenalkan makanan Pakistan pada kalangan luas. Dalam operasionalnya, Deewan dibantu imigran Bangladesh bernama Ranjeet Saha. Ia bekerja sebagai kasir dan petugas kebersihan di restoran selama 5 tahun terakhir.
"Kami tidak memberi tahu pelanggan soal berapa banyak mereka harus bayar, namun apa yang kami sarankan, mereka harus membayar dengan harga wajar," kata Saha.
Restoran ini juga mendonasikan sisa makanan untuk pengungsi, baca di halaman selanjutnya.
(adr/odi)