Kisruh Bakery Korea Diboikot Usai Pegawai Tewas dalam Mesin Pengaduk

Kisruh Bakery Korea Diboikot Usai Pegawai Tewas dalam Mesin Pengaduk

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Kamis, 27 Okt 2022 14:00 WIB
Ilustrasi bakery/toko roti
Foto: Getty Images/iStockphoto/Explora_2005

Kasus ini disorot Presiden Korea Selatan

Sementara itu, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol memerintahkan penyelidikan atas rincian kematian pegawai tersebut.

"Ini adalah peristiwa yang mengecewakan. Kita hidup bersama dalam masyarakat ini, jadi pemilik bisnis dan karyawan sama, bukankah kita semua harus memiliki rasa hormat minimum satu sama lain sebagai manusia?" katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah pesan presiden, pemimpin perusahaan SPC Group Huh Young-in secara terbuka meminta maaf dan merilis surat permohonan maaf pada 17 Oktober.

"Saya bertanggung jawab penuh atas kecelakaan ini dan pantas mendapat kritik dari publik," kata Huh dalam konferensi pers.

ADVERTISEMENT

"Saya ingin meminta maaf kepada para pegawai pabrik yang bekerja di dekat korban. Perusahaan seharusnya memahami trauma dan kesedihan mereka dan seharusnya lebih perhatian," lanjutnya.

Kisruh Bakery Korea Diboikot Usai Pegawai Tewas dalam Mesin PengadukPerusahaan Paris Baguette meminta maaf pada keluarga korban dan warga Korea. Foto: Next Shark/Koreaboo

Perusahaan berjanji untuk menghabiskan 100 miliar won (sekitar $70 juta) untuk meningkatkan keselamatan pekerja selama tiga tahun ke depan, kata Presiden SPC Hwang Jae-bok.

Menurut laporan berita lokal, boikot telah membuahkan hasil. Seorang karyawan mengklaim bahwa toko SPC mengalami penurunan bisnis sejak boikot.

"Memang benar penjualannya menurun," kata karyawan itu kepada Koreaboo. "Di tempat-tempat yang sangat terpengaruh, saya mendengar penjualan turun 30%," ujarnya.

Paris Baguette memiliki lebih dari 4.000 lokasi di seluruh dunia. Perusahaan makanan memiliki rencana untuk mengoperasikan 1.000 toko di AS pada tahun 2030.


(adr/odi)

Hide Ads