Bakery di Korea Selatan ini diboikot warga setempat, buntut temuan pegawai tewas dalam mesin pengaduk. Pihak perusahaan dinilai tidak simpati atas kejadian ini.
Mengutip Next Shark (26/10), boikot ini dipicu insiden tewasnya seorang pegawai wanita Paris Baguette pada 14 Oktober 2022. Saat itu, pegawai 23 tahun tersebut bekerja di pabrik perusahaan yang ada di Pyeongtaek, provinsi Gyeonggi, Korea Selatan.
Ia mengoperasikan mesin pengaduk saus seorang diri, padahal idealnya dilakukan 2 orang. Saat bekerja itu, celemeknya tersangkut hingga akhirnya menarik dirinya ke dalam mesin pengaduk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagian atas tubuhnya dilaporkan hancur karena ikut terproses mesin. Lalu pada esok harinya, kondisi nahas pegawai itu ditemukan oleh rekan-rekannya.
Menanggapi insiden serius ini, perusahaan ternyata tak menghentikan sementara operasional di pabrik. Pegawai lain diminta tetap bekerja di lokasi kecelakaan setelah menyaksikan tubuh rekan kerja mereka ditarik keluar dari mesin.
Tanggapan Paris Baguette akan insiden ini dinilai banyak warga Korea Selatan tidak berperasaan. Mereka lantas memilih memboikot bakery ini sekaligus mengadakan protes nasional kepada perusahaan induknya, SPC Group yang berbasis di Seoul.
Para pemboikot semakin meradang usai tahu perusahaan mencoba menyelesaikan permasalahan ini dengan orang tua korban, tepat pada malam pemakamannya. Menurut sang ibu, perwakilan perusahaan menawarkan penyelesaian kasus dengan imbalan sejumlah uang.
Syaratnya satu, pihak korban tidak mengajukan tuntutan apapun. Namun ibu korban menolak dan dilaporkan menyewa pengacara keesokan harinya.
"Mereka (perusahaan Paris Baguette) menawarkan angka (imbalan) tertentu. Karena kami semua sedang tidak dalam pikiran jernih, saya rasa mereka ingin bernegosiasi dengan kami saat itu juga," kata sang ibu.
![]() |
Bakery ini juga semakin diserang usai ketahuan mengirimkan roti pada para tamu pemakaman. Pihak perusahaan berdalih ini adalah bagian dari bentuk perhatian mereka ketika ada pegawai atau keluarga pegawai yang meninggal.
"Bagaimana mereka bisa mengirim roti dari tempat dia meninggal? Apakah itu masuk akal?" kata sang ibu kepada wartawan MBC.
Kemudian ada laporan juga kalau kecelakaan lain juga terjadi di mesin lini produksi berbeda, seminggu sebelum kejadian yang merenggut nyawa pegawai 23 tahun itu. Tangan pegawai lainnya bahkan dilaporkan terjepit mesin, tapi ia tidak dilarikan ke rumah sakit karena statusnya bukan pegawai tetap.
Warga Korea dan anggota serikat pekerja lantas menyelenggarakan upacara peringatan di depan kantor pusat perusahaan. Juga aksi protes 1 orang di depan 1.000 toko Paris Baguette.
Netizen juga 'turun' ke media sosial untuk menyebarkan boikot terhadap bakery yang sudah ada sejak 1945 di Korea Selatan ini. Mereka bilang jangan pernah beli produk bakery ini lagi.
Baca halaman selanjutnya untuk tahu tanggapan Presiden Korea Selatan.